KETIK, JEMBER – Sepanjang tahun 2024, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Jember menggelontorkan anggaran Rp 30 miliar untuk pembangunan sekolah rusak dan tidak layak.
Nominal itu lebih banyak daripada anggaran yang disiapkan untuk bidang pendidikan pada tahun-tahun sebelumnya. Kepala Dispendik menjelaskan jika pendidikan masuk dalam program prioritas pembangunan pemerintah kabupaten.
“Tentunya dengan tahun ini jauh lebih besar dan jumlahnya lebih banyak, karena sumber anggaran berbeda,” kata Kadispendik Hadi Mulyono, Senin (6/5/2024).
Perbaikan sekolah rusak tahun ini bersumber dari Dana Hasil Bea Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Anggarannya dari DBHCHT ada kisaran Rp 6 miliar, dari DAK saya lupa. Tapi kurang lebih totalnya ada kisaran Rp 30 miliar,” lanjut Hadi.
Ada puluhan bangunan sekolah yang akan diperbaiki memakai dana tersebut. Hadi menyebutkan sekitar 60 sekolah diperbaiki mencakup bangunan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sementara Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hadi menjelaskan memang ada keterlambatan dalam pelaksanaan tender dan pengerjaan proyek perbaikan sekolah. Sebab petunjuk teknis penggunaan DAK baru terbit.
“Jadi mengalami mundur, karena juknisnya DAK baru terbit kemarin. Setelah ini pada bulan-bulan mendatang, akan segera kami kerjakan berkas dan persiapannya. Mudah-mudahan semakin berkurang lagi sekolah yang rusak,” urainya.
Sementara, ia juga mengakui jika perbaikan sekolah rusak di Kabupaten Jember belum merata.
“Kita akui jumlah sekolah diperbaiki belum ideal, artinya banyak sekolah yang memang masih butuh untuk rehab berat maupun rehab sedang. Mudah-mudahan semakin berkurang lagi ya sekolah rusak,” tutupnya.(*)
