Demi Tembus 4 Angka, Pohon Sono Tua di Pacitan Ini Jadi Jujugan Pencari Togel

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

28 Agustus 2024 03:31 28 Agt 2024 03:31

Thumbnail Demi Tembus 4 Angka, Pohon Sono Tua di Pacitan Ini Jadi Jujugan Pencari Togel Watermark Ketik
Potret pohon sono di Pacitan yang terkenal angker tapi malah dikunjungi pelancong. Daun-daun di bagian atasnya tampak mengering saat kemarau ini, sementara ranting-rantingnya menguning, menandakan usia pohon yang sudah tua. Bagian bawah pohon ini memiliki ukuran yang mencolok, dengan lingkar keliling mencapai empat depa orang dewasa, Rabu, 28 Agustus 2024. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Demi bisa menembus 4 angka judi toto gelap (togel), sebuah pohon sono di Kabupaten Pacitan sempat ramai dikunjungi para pelancong.

Datang dengan membawa sesajen, berdoa, atau bahkan nekat tidur di bawah pohon. Tak jarang dari mereka punya niat yang berwarna-warni.

Di antara yang unik adalah demi dapat bisikan (wangsit) gaib guna mengungkap rahasia angka togel yang bakal keluar.

"Kalau yang nyari nomor (togel) memang ada, karena memang banyak yang sering kesitu. Kalau dari luar daerah biasanya datangnya pas siang hari," cerita warga setempat, Alex Harmadi, di bengkel tambal ban miliknya, Rabu, 28 Agustus 2024.

"Keliatannya kalau orang asli Pacitan juga ada. Tapi saya tidak tahu lha wong hajatnya macam-macam pas ditanya," sambungnya saat berbincang dengan Ketik.co.id

Kendati niat mereka begitu, pria yang tinggal tak jauh dari lokasi itu mengungkapkan, pohon ini memang kerap dianggap angker oleh orang-orang. Mereka percaya, pohon sono tersebut ada mahluk gaib sebagai penunggunya.

"Kalau saya orang asli sini sudah biasa ya, tidak pernah ada hal-hal mistis. Tapi kalau orang luar, katanya, masih sering melihat penampakan, ada yang bilang berwujud macan putih," ujar Alex.

Hal serupa juga diungkapkan oleh warga lainnya soal mitos pohon sono tua tersebut. Guntur Irawan, mengatakan, tak hanya jadi jujugan para penjudi, pohon sono ini juga diyakini memiliki kekuatan gaib.

Ia bercerita, ada seorang yang mendadak sakit setelah salah satu ranting pohon tersebut patah, yang diduga karena gangguan gaib.

"Itu Pak Kades mendadak sakit karena ada salah satu ranting pohonnya yang patah," ungkapnya.

Foto Warga setempat, Alex Harmadi (kaus hitam) yang tinggal tidak jauh dari lokasi tengah berbincang dengan Ketik.co.id soal gerak-gerik pengunjung di bawah pohon sono. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Warga setempat, Alex Harmadi (kaus hitam) yang tinggal tidak jauh dari lokasi tengah berbincang dengan Ketik.co.id soal gerak-gerik pengunjung di bawah pohon sono. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Pohon Sono, Jejak Ki Buwono Keling hingga Penjajah Belanda

Pohon tersebut tampak menjulang tinggi meski dari kejauhan. Termasuk menjadi landmark yang mudah dikenali lantaran letaknya berada di sisi jalan nasional.

Daun-daun di bagian atasnya tampak mengering saat kemarau ini, sementara ranting-rantingnya menguning, menandakan usia pohon yang sudah tua.

Bagian bawah pohon ini memiliki ukuran yang mencolok, dengan lingkar keliling mencapai empat depa orang dewasa.

Menurut cerita warga, pohon ini sudah ada sejak masa kolonial zaman penjajahan Belanda. Kala itu, tentara Belanda konon sering berteduh di bawahnya.

Warga memperkirakan usia pohon tersebut mencapai ratusan tahun.

"Umurnya, sejak Belanda di Indonesia tahun 1350 itu sudah ada, ditambah masa merdeka saat ini. Dah berapa ratus tahun itu," sahut kembali Alex.

Dari tahun ke tahun ukuran pohon tersebut diakui tak banyak berubah. Pasalnya, warga tidak pernah melakukan pemangkasan.

"Tidak pernah dipangkas selama ini, paling kalau orang sini ngramban (ngambil daunnya), cuman di bagian bawahnya. Kalau mau memangkas batangnya yang di atas ya enggak berani. Tapi kalau batangnya jatuh karena sendirinya itu tidak masalah kalau mau diambil," tutupnya.

Sebagai informasi, pohon sono tersebut tumbuh di Depan SDN 1 Purwosari, Kecamatan Kebonagung. Saat melintasi jalan JLS Lorok-Pacitan menuju arah barat, pohon ini nampak jelas di sisi kiri jalan.

Pohon sono itu tumbuh di samping makam Ki Ageng Buwono Keling, seorang penguasa Wengker Kidul pesisir selatan, yang meninggal saat melawan pendakwah Islam.

Usut punya usut, pohon itu diyakini merupakan jelmaan tongkat pusaka Ki Ageng Buwono Keling kala itu.

Keberadaan pohon Sono tua ini terus menjadi bagian dari mitos dan cagar budaya lokal di Pacitan. Terlepas dibalik niatan orang yang kadangkala terbilang nyeleneh.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan