KETIK, SIDOARJO – Sungai Buntung kerap meluap. Hampir setiap tahun, luapan Kali Buntung menimbulkan banjir di Kecamatan Waru dan sekitarnya. Calon Bupati Sidoarjo Subandi pernah menyusuri sungai itu dan memitigasi penyebab banjir. Sekaligus menemukan solusinya.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi berkali-kali turun langsung melihat kondisi warga yang terdampak banjir di Waru itu. Selain itu, menelusuri titik-titik yang dianggap sebagai pemicu luapan sungai. Dari penyusuran Kali Buntung dengan perahu, keluar-masuk kampung, juga anak-anak sungai.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi juga bertemu dengan warga Desa Bungurasih, Kecamatan Waru. Dia menjelaskan bahwa persoalan banjir itu didominasi oleh kapasitas Kali Buntung yang terus menurun. Itu diketahui saat melakukan sidak ke beberapa lokasi banjir.
Misalnya, Perumahan Pondok Tjandra, Wisma Tropodo Waru, Tropodo Indah, Pepelegi, Bungurasih, dan sebagainya. Itu dilakukan saat dirinya menjabat Wakil Bupati Sidoarjo maupun Plt Bupati Sidoarjo. Pintu air, pompa air, dan saluran-saluran didatangi langsung dan dilihat.
”Insya Allah kami memahami permasalahan di desa-desa yang terkena banjir ini,” ujar calon Bupati Sidoarjo Subandi.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi (tiga dari kiri) saat menjabat Wakil Bupati Sidoarjo mendatangi lokasi banjir di daerah Pepelegi, Waru. (Foto: Dokumen Kominfo Sidoarjo)
Ada beberapa solusi yang akan dilakukan untuk mengatasi banjir ini. Dari perencanaan hingga langkah-langkah konkret di lapangan. Calon Bupati Sidoarjo Subandi menyebutkan ada langkah-langkah strategis untuk menyelesaikan bencana banjir di wilayah Kecamatan Waru dan sekitarnya.
Di antaranya, normalisasi berupa pengerukan sungai dan perbaikan saluran drainase. Kapasitas sungai harus ditingkatkan. Normalisasi itu harus dilakukan secara masif agar air tidak lagi meluap ke permukiman.
Langkah lainnya ialah memperkuat infrastruktur di sepanjang sungai. Di antaranya, membangun talud serta embung sebagai langkah jangka panjang.
Selain itu, memperbaiki kondisi hulu sungai. Misalnya, melakukan reboisasi di wilayah hulu guna menjaga ekosistem sungai. Kawasan sekitar Kali Buntung dikembalikan seperti semula.
”Kita juga merancang adanya sistem peringatan dini untuk menjaga keselamatan warga dari dampak banjir ini,” jelasnya.
Untuk langkah-langkah tersebut, calon Bupati Sidoarjo Subandi menekankan pentingnya berkolaborasi dengan berbagai pihak. Banjir tidak bisa diatasi sendiri oleh Pemkab Sidoarjo. Perlu keterlibatan pihak lain. Misalnya, kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Pihak swasta dan masyarakat di sekitar sungai juga dilibatkan. Pengembang diharapkan memahami fungsi fasilitas umum dan fasilitas sosial perumahannya yang bersinggungan dengan sungai.
Untuk masyarakat, sosialisasi dan edukasi mengenai mitigasi bencana penting dilakukan agar warga lebih siap menghadapi musim hujan. Juga menjaga kelestarian lingkungan.
”Jangan membuang sampah sembarang yang bisa menjadi penghambat aliran air,” tegas calon Bupati Sidoarjo Subandi di Pilkada Sidoarjo 2024 ini.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi saat menjabat Wakil Bupati Sidoarjo melihat saluran dan pompa air di kawasan Waru bersama anggota DPRD Sidoarjo. (Foto: Dokumen Kominfo Sidoarjo)
Penanganan banjir di wilayah Kecamatan Waru perlu direncanakan dan disusun secara tepat. Untuk itu, diperlukan konsep yang matang. Setiap tahun, tahap demi tahap dilakukan dengan langkah yang jelas dan tepat.
Begitu pula pelaksanaannya juga harus bisa dipantau dengan transparan dan akuntabel. Masyarakat bisa ikut memantau langkah-langkah pemerintah.
”Untuk itu, kami menyusun sebuah grand design penanganan banjir. Harus jelas langkah-langkahnya. Tahap demi tahap. Pengawasan bisa dilakukan dengan master plan smart city berbasis digital. Masyarakat bisa ikut memantaunya,” papar calon Bupati Sidoarjo Subandi yang maju bersama calon Wakil Bupati Mimik Idajaya dalam Pilkada Sidoarjo 2024 ini. (*)