KETIK, SIDOARJO – Sejumlah bangunan sekolah rusak akibat angin kencang yang melanda Kabupaten Sidoarjo pada Senin, 4 November 2024. Komisi D DPRD Sidoarjo langsung mendatangi lokasi pada keesokan harinya. DPRD Sidoarjo mendukung Pemkab Sidoarjo agar memenuhi kebutuhan infrastruktur pendidikan yang layak.
Sekolah-sekolah yang rusak akibat angin kencang itu tersebar di beberapa lokasi. Di antaranya, SMP Negeri 2 Wonoayu, SDN Cangkringsari, Kecamatan Sukodono, serta SDN Segoro Tambak, Kecamatan Sedati.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo H Dhamroni Chudlori datang ke SMPN 2 Wonoayu pada Selasa pagi-pagi sekali. Ditemani Kepala SMPN 2 Wonoayu Dra Siti Fatima MPdI, legislator DPRD Sidoarjo asal Tulangan tersebut berkeliling ke beberapa kelas.
Ada satu kelas yang atapnya jebol. Gentingnya beterbangan. Ada pula yang jendela galvalum lepas karena tidak dipasang dengan benar. Air hujan pun masuk deras ke dalam ruang belajar murid-murid.
”Kejadiannya sekitar jam 1 siang (13.00). Sebagian anak-anak sedang istirahat dan sholat. Sebagian lain ada di sekitar kelas. Alhamdulillah tidak ada korban. Selamat semua,” jelas Siti Fatimah kepada Dhamroni Chudlori.
Dhamroni memuji langkah cepat Siti Fatimah, sebagai kepala sekolah, yang memutuskan segera memperbaiki pada Senin sore itu juga. Dengan begitu, ruang kelas tidak akan kemasukan air jika terjadi hujan. Selasa pagi, 856 murid SMPN 2 Wonoayu bisa belajar dengan tenang, aman, dan nyaman. Sebagian belajar di perpustakaan dan musala saat ruang kelas dibersihkan.
”Inisiatif Ibu sebagai kepala sekolah sangat baik,” ujar Dhamroni Chudlori yang juga ketua Fraksi PKB di DPRD Sidoarjo.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo H Dhamroni Chudlori memeriksa jendela yang kusen dan kacanya lepas karena tertiup ancing kencang pada Senin (4 November 2024). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Dia menyarankan Siti Fatimah untuk mengusulkan biaya perbaikan kerusakan tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo. Biayanya bisa dicover dari anggaran belanja tak terduga (BTT) karena merupakan dampak bencana alam.
”Saya bantu untuk memudahkan prosesnya,” tambah Dhamroni Chudlori.
Dalam Pandangan Umum Fraksi PKB DPRD Sidoarjo terhadap RAPBD 2025, Dhamroni Chudlori juga meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo segera memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak. Ini penting untuk keamanan dan kenyamanan siswa saat belajar.
”Mohon disediakan anggaran untuk rehab SDN dan SMPN yang rusak berat di Kabupaten Sidoarjo,” tegasnya dalam pandangan umum Fraksi PKB.
Sementara itu, kerusakan bangunan sekolah akibat angin kencang pada Senin (4 November 2024) lalu juga terjadi di SDN Cangkringsari, Kecamatan Sukodono. Di sana, atap salah satu ruang kelas rusak parah. Ratusan genting terbang di terjang angin. Air hujan pun masuk ke dalam kelas.
Kerusakan lain yang lebih parah terjadi di SDN Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Atap salah satu ruang kelas ambruk. Genting, plafon, maupun kayu-kayunya ambrol ke lantai. Umur ruang kelas itu memang sudah 20 tahunan. Kayu-kayunya sudah lapuk. Dimakan rayap. Kusen-kusen pun tak kalah tua.
Satu ruang kelas tidak dapat digunakan. Begitu pula, dua ruang kelas di sebelahnya. Lokasinya berdekatan dengan ruang kelas yang ambruk sehingga membahayakan. Ketiga ruang kelas itu dikosongkan. Para siswa pindah belajar ke perpustakaan. Sekolah berharap kelas yang rusak itu direnovasi pada 2025 mendatang.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo H Dhamroni Chudlori memeriksa jendela yang kusen dan kacanya lepas karena tertiup ancing kencang pada Senin (4 November 2024). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Kerusakan bangunan SDN dan SMPN di Kabupaten Sidoarjo juga menjadi sorotan tajam fraksi-fraksi lain di DPRD Sidoarjo. Fraksi Gerindra mendesak Pemkab Sidoarjo, dalam hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, segera memasukkan anggaran perbaikan SDN yang rusak berat. Anggaran itu belum terakomodir dalam RAPBD 2025. Nilainya Rp 37,40 miliar untuk perbaikan 63 bangunan SDN yang rusak berat.
Begitu pula Fraksi PDI Perjuangan (PDIP). Fraksi PDIP menyatakan masih banyak menemukan SDN yang rusak. Baik kerusakan kategori berat, sedang, maupun ringan. FPDIP meminta perbaikan sekolah yang rusak berat segera dieksekusi pada tahun anggaran 2025.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo Tirto Adi membenarkan memang ada rencana perbaikan atau rehabilitasi bangunan sekolah rusak. Baik ruang SDN maupun SMPN di Kabupaten Sidoarjo pada 2025 mendatang.
”Kami berencana merehabilitasi 71 ruang kelas SDN maupun SMPN,” kata Tirto Adi.
Sekretaris Komisi D DPRD Sidoarjo Bangun Winarso menyebutkan, dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2025 disebutkan, Pemkab Sidoarjo akan memperbaiki ratusan bangunan sekolah rusak. Baik rusak sedang maupun berat.
Usulan anggaran rehabilitasi bangunan sekolah rusak itu mencapai sekitar Rp 77 miliar. Masing-masing terdiri atas anggaran perbaikan gedung SD negeri Rp 44,9 miliar dan gedung SMP negeri Rp 32,4 miliar. Anggaran tersebut saat ini sedang dibahas Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sidoarjo.
”Kami mohon perhatian Pemkab Sidoarjo,” ujar Bangun Winarso.
Ketua DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih menyatakan, DPRD Sidoarjo mendukung penuh upaya Pemkab Sidoarjo untuk memperbaiki sekolah yang rusak. Rehab bangunan sekolah ini sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi peserta didik dalam belajar-mengajar.
”DPRD juga sangat mendukung pemenuhan sarana dan prasarana sekolah serta utilitas sekolah-sekolah,” tegas Abdillah Nasih yang juga koordinator Komisi D DPRD Sidoarjo tersebut. (*)