Bupati Bandung: Uang yang Beredar di Desa Capai Rp 5 Triliun Pertahun

Jurnalis: Iwa AS
Editor: Akhmad Sugriwa

5 Juni 2024 02:08 5 Jun 2024 02:08

Thumbnail Bupati Bandung: Uang yang Beredar di Desa Capai Rp 5 Triliun Pertahun Watermark Ketik
Bupati Bandung Dadang Supriatna saat Rembug Bedas ke-124 di Desa Mandalasari Kec Cikancung, Selasa (4/6/24). (Foto:Iwa/Ketik.co.id)

KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan uang yang beredar di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Bandung totalnya mencapai kurang lebih sekitar Rp 5 triliun setiap tahunnya. 

Bupati Bandung menyebutkan perputaran uang triliunan rupiah yang beredar ke desa maupun kelurahan itu digulirkan melalui program APBD Kabupaten Bandung  maupun APBN.

"Untuk itu kebijakan pemerintah akan berdampak pada ekonomi masyarakat pedesaan. Contoh kebijakan bupati dan kepala desa akan berdampak pada ekonomi masyarakat desa dan kelurahan," kata bupati saat giat Rembug Bedas ke-124 di Desa Mandalasari Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Selasa (4/6/2024).

Bupati Bedas mengatakan kebijakan pemerintah itu mulai dari adanya bantuan uang tunai, insentif RT, RW, dan program pembangunan lainnya. 

Ia mencontohkan anggaran yang digulirkan ke Desa Mandalasari dalam setahun mencapai Rp 3,1 miliar. Angka tersebut dikalikan 270 desa dan 10 kelurahan di Kabupaten Bandung, sehingga besarannya mencapai tidak kurang sekitar Rp 800 miliar. 

"Belum program-program lainnya. Sehingga secara teori ekonomi mikro, uang ini akan beredar di desa dan kelurahan," imbuhnya.

Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna mencontohkan, para Ketua RT dan RW, serta kader PKK saat ini memiliki insentif melalui kebijakan Pemkab Bandung.

"Termasuk guru ngaji dapat insentif. Pastinya setelah menerima uang insentif itu, minimal penerima manfaat program itu belanja beras, makanan, lauk pauk dan sebagainya di warung yang ada di desa masing-masing, sehingga uang akan berputar di desa,"imbuh Kang DS.

Kemudian, imbuhnya, pemerintah desa memiliki program pembangunan membuat gang, sehingga uang atau anggaran yang ada dibelanjakan di wilayah desanya.

Maka, lanjut Kang DS, dilaksanakan kegiatan rutin Rembug Bedas yang digagas oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bandung ini untuk memberikan pencerahan, edukasi dan juga menyampaikan informasi program selama kepemimpinannya.

Menurutnya, penyampaian program prioritas itu selama tiga tahun di bawah kepemimpinannya di Kabupaten Bandung. "Dari 13 program prioritas Bupati Bandung ini, tentunya sudah berjalan," ungkapnya.

Yang jadi pertanyaan, apakah 13 program prioritas Bupati Bandung itu sudah dirasakan langsung oleh masyarakat? Apakah program ini bagus atau tidak bergantung informasi dari masyarakat yang memberikan masukan. 

"Tetapi secara mayoritas dari 124 desa (Rembug Bedas) dan 26 desa (Bunga Desa) yang sudah kami kunjungi,  ternyata program ini betul-betul bisa menyentuh langsung kepada masyarakat sebagai penerima manfaatnya," tuturnya.

Kemudian, katanya, ke depan kira-kira apa yang belum terakomodir dalam suatu program. Saat ini, pemerintah sudah membuat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), kemudian ditindaklanjuti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tingkat Kabupaten/Kota se-Indonesia.

"Di samping itu juga memberikan informasi dan menampung aspirasi dan juga melihat situasi dan kondisi di lingkungan Desa Mandalasari misalnya. Contohnya, tadi ada usulan jalan di Desa Mandalasari harus bagus. Usulan jalan itu untuk dicatat oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Bandung, supaya ada tindak lanjut," ujarnya.

Apakah usulan warga yang mengusulkan pembangunan jalan itu sudah masuk program tahun 2024? "Nanti kita lihat. Kalau belum, nanti kita anggarkan di tahun 2025. Itu maksud dan tujuannya, kenapa ada program Rembug Bedas," jelasnya. 

Kepala Desa  Mandalasari Ahmad Fahsa mengapresaisi dan berterima kasih kepada Bupati Bandung atas program-program yang sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Melalui kebijakan beliau, para Ketua RT, RW, Linmas menerima insentif, bahkan insentifnya naik 100 persen. Guru ngaji yang sebelumnya tidak tersentuh, sekarang ada insentif guru ngaji," kata kades.

Tak hanya itu, imbuh Ahmad, kelompok tani sudah mendapatkan bantuan BPJS Ketenagakerjaan dan hibah Kartu Tani Sibedas.  "Program Pak Bupati keterima langsung  oleh orangnya," ucapnya. 

Ahmad berharap program yang sudah digulirkan Bupati Bandung itu untuk tetap dilanjutkan. "Program yang sudah dirasakan masyarakat bisa terus dilanjutkan. Apalagi, kalau program itu terus bertambah," harapnya. 

Pada kesempatan itu, Bupati Bandung turut menyerahkan bantuan cadangan pangan, wakaf buku, BPJS Ketenagakerjaan, hibah Kartu Tani Sibedas, stimulan rutilahu, nomor induk berusaha (NIB), fasilitas halal, bantuan kredit tanpa bunga dan tanpa jaminan.***

Tombol Google News

Tags:

BUPATI BANDUNG DADANG SUPRIATNA rembug bedas DESA uang beredar Perputaran uang