Bupat Bandung: Pembuatan Pintu Air Solusi Tekan Banjir

Jurnalis: Sungkara Anwar
Editor: Akhmad Sugriwa

3 Desember 2023 13:44 3 Des 2023 13:44

Thumbnail Bupat Bandung: Pembuatan Pintu Air Solusi Tekan Banjir Watermark Ketik
Bupati Bandung Dadang Supriatna meninjau lokasi banjir di Kec Ciparay, Minggu (3/12/23). (Foto: Iwa/Ketik.co.id)

KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna mengunjungi korban terdampak banjir di Kp. Hujung (Legok Ringgit) RT 04/RW 02 Desa/Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Minggu (3/12/2023).

Permukiman padat penduduk itu berdekatan dengan aliran Sungai Cirasea. Saat air sungai meluap akibat hujan deras, permukiman itu terendam banjir beberapa hari lalu. Namun kini kondisinya sudah sudah surut.

Bupati Bandung mengatakan bantaran Sungai Cirasea ini TPT-nya jebol tahun kemarin dan mengancam sejumlah rumah warga yang ada di sekitarnya di Kampung Bojong Desa Ciparay

"Bahkan sampai ada tiga rumah warga yang tergerus," kata bupati. Selain rumah, juga ada lahan milik warga yang ikut tergerus.

"Berdasarkan sertifikat yang sudah ada lahannya. Tapi saya sayangkan, walaupun sudah punya sertifikat, khusus bangunan rumahnya itu berada di garis sempadan sungai. Seharusnya minimal 4 meter atau 2 meter minimal. Jangan sampai terlalu mepet antara bantaran sungai dengan rumah. Nanti kalau ada kejadian, menyalahkan lagi pemerintah," tutur Dadang Supriatna.

Karena itu menurutnya kesadaran masyarakat sangat penting terkait keamanan membuat rumah. "Saya berharap dimulai dari kesadaran warga, dan Pemkab Bandung sudah membantu memperbaiki tiga rumah warga yang tergerus. Dengan harapan bantuannya bermanfaat bagi warga," tuturnya.

Ke depan, pihaknya bersama BBWSC (Balai Besar Wilayah Sungai Citarum) akan terus memantau aliran Sungai Cirasea yang dinilai rawan dan terjadi pendangkalan di beberapa titik lokasi.

Bupati Bedas menyatakan salah satu solusi untuk mencegah banjir di Kampung Hujung Desa Ciparay maka harus dibuaatkan pintu air.

"Genangan air itu masuk ke perkampungan atau permukiman warga dengan ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Solusinya adalah harus membuat pintu air," kata Kang DS, sapaan Dadang Supriatna.

Menurutnya, nantinya setelah pintu air dibangun, Kepala Desa Ciparay harus menugaskan warganya untuk menjaga pintu air di saat turun hujan deras.

"Desa harus mengeluarkan juga biaya operasional untuk menjaga pintu air tersebut," ujarnya.

Bupati Bandung juga turut menginstruksikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung untuk menganggarkan pembangunan atau pembuatan pintu air tersebut.

"Dengan harapan bisa dilaksanakan bulan ini untuk kenyamanan warga sekitar di Kampung Hujung ini," tuturnya.

Air yang menggenangi kawasan Kampung Hujung itu, juga berasal dari permukiman dan kawasan Pasar Ciparay yang mengalir ke sungai.

"Tapi manakala debit air tinggi, curah hujan tinggi, akhirnya air bisa masuk ke pemukiman warga. Sehingga kita solusinya membuat pintu air," ujarnya.

Kepala DPUTR Kabupaten Bandung Zeis Zultaqawa mengatakang, pihaknya akan langsung melakukan survei ke lokasi di mana akan dibangun pintu air.

"Bisa dibangun bulan Desember 2023 ini, karena Pak Bupati Bandung sudah memerintahkan pembangunan pintu air," kata Zeis.

Menurutnya, ada mekanisme anggaran untuk pekerjaan mendesak. Misalnya dari bantuan tidak terduga kemudian dilakukan kajian cepat oleh DPUTR.

"Berapa kebutuhannya dan nanti ada MoU dengan Kepala Desa Ciparay. Karena harus ada petugas yang menjaga pintu air," ungkap Zeis.

Sebelumnya pada hari yang sama Bupati Bandung juga meninjau tiga rumah warga yang tergerus aliran Sungai Cirasea, di Kampung Bojong RT 03/RW 06, Desa/Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung yang terjadi pada tahun lalu.

Ketiga rumah yang tergerus aliran Sungai Cirasea itu, sudah ditangani dan mendapat bantuan Pemerintah Kabupaten Bandung.(*)

Tombol Google News

Tags:

BUPATI BANDUNG DADANG SUPRIATNA banjir pintu air