Bukber Merayap, Keluarga Nomor Empat

Editor: Mustopa

28 Maret 2024 02:23 28 Mar 2024 02:23

Thumbnail Bukber Merayap, Keluarga Nomor Empat Watermark Ketik
Oleh: Moh Tomar, S.Pd*

Bulan suci Ramadan adalah bulan yang mendatangkan keberkahan untuk seluruh umat manusia, hampir semua pengusaha khususnya dalam bidang kuliner mendapatkan keberkahan rezeki di bulan mulia dan barokahnya Ramadan, misalnya, Warung Makan, Cafe, Restoran, Pedagang Kaki Lima dan sejenis lainnya. Salah satu acara/tradisi yang sudah tidak asing di telinga masyarakat umum khususnya muslim adalah Bukber. 

Kegiatan buka puasa bersama tampaknya sudah menjadi trend dari semua golongan, bahkan warung atau tempat makan di bulan puasa hampir selalu terisi dengan kegiatan buka bersama ini. Mulai dari buka bersama keluarga, sahabat, teman kerja, kolega atau pun group komunitas tertentu, teman atau alumni waktu SD, SMP, SMA atau Kuliah. 

Tujuan buka puasa bersama bukan sekadar temu rindu dan bersorak sorai gembira bersama, namun lihatlah ini sebagai momen untuk menyambung tali silaturahmi yang telah lama terputus dari kawan lama atau saudara jauh misalnya. Banyak yang berpendapat bukber di luar lebih tidak membosankan, seru, suasananya lebih hidup dan lebih ceria. Mereka bisa berbagi cerita bersama, berbagi pengalaman, dan banyak bercerita dan mengenang masa-masa ketika bersama, pernah dilalui bersama sahabat tercinta.

Namun semakin tahun ternyata semakin banyak yang bukber di luar dan tanpa kita sadari mengakibatkan bukber di rumah bersama keluarga sendiri jadi semakin berkurang. Sebagai contoh saja dalam waktu satu bulan seseorang yang bisa bukber bisa sampai 7-10 kali.

Memang bukber suatu hal yang wajar dan sudah tren juga bisa mempererat lagi tali silaturahmi, tetapi jika dilakukan terlalu sering juga tidak baik untuk kesehatan keluarga di rumah, banyak orang tua pastinya ingin masak yang enak untuk anak-anaknya, ingin berkumpul bersama keluarga dan buka puasa bersama, tetapi karena salah satu anggota keluarga sudah ada jadwal bukber hari ke 1 dengan teman waktu SD, hari kedua dengan teman waktu SMP, hari ke 3 dan seterusnya dengan teman waktu SMA, teman les, club, komunitas, kuliah dan lain sebagainya. 

Hal ini juga berdampak kurang baik karena momen bersama keluarga di bulan puasa juga tidak bisa didapatkan setiap hari ketika bulan di luar bulan suci Ramadan. Banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing hingga makan malam mereka tidak bersama, pada bulan ini juga sebenarnya momen mereka bisa menggunakan waktu bersama orang tua dan anak-anak mereka di rumah dalam suasana yang hangat di bulan suci Ramadan.

Apakah lebih baik tidak ada buber? Kalau menurut saya tetap ada, karena kita juga butuh bersosialisasi dan bertemu sejenak dengan sahabat kita agar kita menemukan suasana yang beda dari biasanya, silaturahminya juga tetap terjaga dengan baik. Namun tidak harus sering, harus kita atur dengan baik, agar buka puasa bersama keluarga di rumah juga bisa berjalan dengan baik dan nyaman. Bisa jadi salah satu opsinya adalah bukbernya di rumah salah satu teman, dengan diawali masak bersama mungkin bisa jadi alternatif agar lebih menyenangkan, tidak selalu di tempat yang mewah atau resto di luar rumah, dengan demikian kegiatan ini diharapkan untuk bisa terus eksis dan terkonsep dengan baik dan pastinya benar pula.

*) Moh Tomar, S.Pd adalah Waka Kesiswaan & Humas SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

opini Bukber Moh Tomar Bukber Merayap Keluarga Nomor Empat