Bukan Simulasi, Warga Sumber Salam Bondowoso Lakukan 'Pemanasan' Pemilu

Jurnalis: Ari Pangistu
Editor: M. Rifat

9 Juli 2023 12:16 9 Jul 2023 12:16

Thumbnail Bukan Simulasi, Warga Sumber Salam Bondowoso Lakukan 'Pemanasan' Pemilu Watermark Ketik
Warga Villa Utama Residence tampak melalukan pencoblosan di Pilkita, (9/7/2023). (Foto: Ari Pangistu/Ketik.co.id)

KETIK, BONDOWOSO – Masyarakat Villa Utama Residence, Desa Sumber Salam, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso mulai melakukan 'pemanasan' pemilihan umum (Pemilu) pada Minggu (9/7/2023).

Masyarakat di kawasan perumahan ini riuh melakukan pemanasan Pemilu bak pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan pada umumnya.

Ini bukan simulasi, melainkan pemilihan ketua RT bersama atau mereka sebut dengan Pilkita. Layaknya Pemilu pada umumnya, pemilihan dilakukan dengan membuat TPS (tempat pemungutan suara).

Lengkap terdapat bilik pencoblosan, kotak suara, surat suara. Bahkan, panitia TPS pun dibentuk.

Selamet, salah seorang warga menjelaskan bahwa karena anggaran yang tak banyak semua sarana prasarana untuk Pemilu dibuat dengan fasilitas umum.

Disebutnya, TPS nya di Musalla, bilik suara menggunakan kursi kayu yang kemudian bagian pinggirnya ditutup dengan sajadah.

Karena tak ada tinta, maka setiap masyarakat yang sudah memberikan hak suaranya wajib mengisi absen dan tanda tangan. Kemudian, untuk pencoblosan sendiri dibuat dengan model tulisan.

"Panitia menyiapkan kertas putih yang sudah distempel oleh panitia. Kemudian, setiap warga wajib menuliskan calon pilihannya. Untung tak ada yang buta huruf di perumahan ini," jelas pria yang kini menjabat sebagai Ketua Panwascam Kecamatan Tamanan.

Sementara untuk kotak suara, masyarakat sepakat menggunakan kotak amal di Musalla yang terbuat dari kaca. Sehingga, semua transparan.

Adapun penghitungan suara dilakukan dengan diawali pengumuman tentang jumlah pemilih yang hadir. Dilanjutkan penghitungan perolehan suara dan disaksikan warga perumahan. 

"Kita buka pencoblosan dari jam 09.00 sampai dengan jam 12.00. Kemudian kita penghitungan sekitar pukul 12.15 WIB," urainya.

Ia menyebutkan, ada dua calon yang dipilih oleh warga. Ketentuan calon sendiri tak sembarangan, yakni mereka harus berdomisili minimal enam bulan tinggal di perumahan, serta sehat jasmani dan rohani.

Kemudian, nama-nama yang dicalonkan merupakan usulan dari enam kelompok Dawis yang tiap Dawis terdiri dari 12-18 kepala keluarga.

Selanjutnya, penentuan nomer urut pun dilakukan dengan sistem kocok oleh dua calon.

"Kemudian dari usulan itu mengerucut ada dua calon. Calon nomer urut 1 adalah sekretaris RT sebelumnya, dan nomer urut 2 adalah Ketua kifayah di perumahan," jelasnya.

Sementara untuk pemilik hak suara merupakan warga perumahan dengan domisili minimal enam bulan. Kendati belum memiliki KTP desa tersebut selama telah berdomisili enam bulan, tetap bisa memiliki hak suara.

Kemudian, sesuai kesepakatan panitia warga yang punya hak suara adalah warga yang menempati rumah, bukan pemilik rumah yang dikontrakkan.

Jika menurut itu, maka kata Selamet, ada 200an lebih hak suara dari 131 rumah.

"Ini hasil kesepakatan bersama diskusi seluruh warga," jelasnya.

Ditambahkan oleh Mahfud, warga lainnya, bahwa lahirnya Pilkita ini sebenarnya berawal dari keinginan masyarakat yang  berharap suaranya pun didengar untuk pemilihan RT.

"Biasanya kan pemilihan ketua RT itu ditunjuk. Tapi ternyata setelah dilakukan diskusi, bahwa pemilihan ketua RT ini disepakati untuk dilakukan pemilihan," katanya.

Ia mengaku bahwa sangat senang bahwa pelaksanaan Pemilu tingkat RT ini berjalan lancar dan damai. Kendati, sehari sebelumnya sempat muncul perbedaan pendapat dari masing-masing pendukung calon.

"Di sini kita belajar demokrasi dari lingkup terkecil," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Bondowoso pilihan RT Pemilu