Antisipasi Penolakan Vaksinasi Polio, Dinkes Pacitan Angkat Bicara

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

18 Januari 2024 10:24 18 Jan 2024 10:24

Thumbnail Antisipasi Penolakan Vaksinasi Polio, Dinkes Pacitan Angkat Bicara Watermark Ketik
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pacitan, drg Nur Farida saat dikonfirmasi. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Untuk mencegah adanya penolakan dari sejumlah orang tua, terkait Pekan Imunisasi Nasional (PIN) vaksinasi polio yang digelar serentak, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pacitan, drg Nur Farida, mengatakan bahwa vaksinasi polio yang dilakukan merupakan program pemerintah pusat untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap penyakit polio.

"Kejadiannya bermula ada di wilayah Jawa Timur, di wilayah Madura. Berhubung kejadian itu, pemerintah pusat memutuskan untuk adanya PIN. Ini menyeluruh di wilayah Jatim, Jawa Tengah, sama di DIY. Karena Pacitan termasuk wilayah Jawa Timur, akhirnya wajib ikut untuk melaksanakan itu," katanya, Kamis (18/1/2024).

Karena itu, vaksinasi polio digencarkan secara massal di seluruh wilayah termasuk Kabupaten Pacitan. Vaksinasi ini menyasar anak-anak usia 0-84 bulan.

Secara menyeluruh konsepnya adalah untuk membentuk imun kelompok atau Heard Immunity, berlaku bagi anak usia 0 sampai 7 tahun.

"Secara juknis, 7 tahun itu adalah 8 tahun kurang 1 hari. Kalau resiko tinggi menyasar pada anak di usia bawah 15 tahun," paparnya kepada ketik.co.id.

Virus polio dapat menular, salah satunya berada di veses orang yang terinfeksi. Maka orang tua perlu waspada, dari situ dapat menjangkiti orang lain apabila kotoran tidak dibuang tidak benar.

"Yang disasar kecil, karena anak-anak dianggap PHBS-nya masih belum mandiri. Seperti anak bermain di tanah, dan kotor," terangnya.

Oleh karenanya, keluarga juga dapat mencegah dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui peningkatan kebersihan. Sebab, jika lingkungannya jorok, pola hidupnya juga tidak bersih, tentu sangat berisiko terjangkit.

"Polio itu virus. Menyerang saraf istilahnya ekstremitas atau saraf kaki. Sehingga akhirnya kakinya lumpuh layuh. Otomatis kalau lemas tidak bisa banyak difungsikan dan mengkeret (menyusut). Bahkan dapat menyebabkan kematian," bebernya.

Lebih lanjut, Dinkes Pacitan menghimbau masyarakat tidak perlu panik. Vaksin polio yang digunakan saat ini adalah vaksin yang sudah terjamin keamanan dan efektivitasnya.

Sebagai catatan, hingga saat ini belum ada kasus polio di Kabupaten Pacitan. Namun karena pencegahan itu penting, vaksinasi tetap digencarkan.

"Di Kabupaten Pacitan sendiri, untuk kasus polio negatif alias Nol kasus. Tapi vaksin tetap digencarkan dan tetap wajib dilakukan agar penyakit tersebut dapat dicegah," pungkas Kabid Nur Farida. (*)

Tombol Google News

Tags:

Polio di Pacitan Kabid Nur Farida dinkes pacitan