Anggaran Aplikasi Rp 6,2 Triliun Buat Aplikasi Baru, Jokowi: Orientasinya Selalu Proyek

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Muhammad Faizin

27 Mei 2024 10:16 27 Mei 2024 10:16

Thumbnail Anggaran Aplikasi Rp 6,2 Triliun Buat Aplikasi Baru, Jokowi: Orientasinya Selalu Proyek Watermark Ketik
Presiden Joko Widodo. (Foto: Sekretariat Kabinet)

KETIK, JAKARTA – Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan Goverment Technology (GovTech) Indonesia bernama INA Digital pada Senin, (27/5/2024).

Jokowi menyinggung latar belakang pengintegrasian platform layanan publik itu karena tercatat sejumlah 27 ribu platform di kementerian atau lembaga, maka dari itu, Dirinya tegas agar kementerian atau Pemda berhenti membuat platform lain.

"Mulai tahun ini berhenti membuat aplikasi yang baru, berhenti membuat platform-platform baru. Setop!” kata Presiden Jokowi.

Presiden Ke-7 ini tegas bahwa integrasi INA Digital akan menghemat anggaran hingga Rp 6,2 triliun. Anggaran tersebut awalnya dialokasikan membuat aplikasi baru.

"Tahun ini saja kita cek waktu bikin anggaran ada Rp 6,2 triliun yang akan dipakai membikin aplikasi atau platform baru," beber Jokowi.

Jokowi merinci di satu kementerian ada lebih dari 500 aplikasi. Jokowi menggambarkan mungkin dahulu setiap ganti menteri, ganti aplikasi, di daerah pun ganti gubernur ganti aplikasi, ganti kepala dinas ganti aplikasi.

"Orientasinya selalu proyek. Itu yang kita hentikan dan tidak boleh diteruskan lagi,” kata Jokowi.

GovTech merupakan bentuk keterpaduan layanan pemerintah, ini akan menjadi portal terintegrasi untuk berbagai layanan, mulai dari pendidikan, kesehatan, layanan usaha, dan lain sebagainya. Jokowi bilang layanan ini semacam jalan tol pelayanan publik.

"Untuk meningkatkan daya saing Indonesia kita harus memperkuat digital public infrastructure kita semacam jalan tol digitalisasi layanan publik. Kita perkuat transformasi GovTech kita, satu portal terintegrasi yang kita namakan INA Digital," pungkas Jokowi. (*)

Tombol Google News

Tags:

presiden Jokowi Joko Widodo INA Digital aplikasi 6 2 triliun 27 ribu aplikasi kementerian Pemda GovTech