Wajib Tahu, Ini Penyakit Autoimun dan Penanganannya Menurut Ahli Penyakit Dalam

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Muhammad Faizin

1 November 2023 23:00 1 Nov 2023 23:00

Thumbnail Wajib Tahu, Ini Penyakit Autoimun dan Penanganannya Menurut Ahli Penyakit Dalam Watermark Ketik
Ilustrasi kekebalan tubuh. (FOTO: Precision Nutrition)

KETIK, SURABAYA – Tak banyak orang yang mengenal autoimun. Kedatangannya begitu mendadak penyakit yang banyak meresahkan masyarakat ini tubuh terlihat sehat, tetapi tiba-tiba drop dan diagnosa penderita autoimun. 

Menurut dokter spesialis penyakit dalam di National Hospital Surabaya dr. Budi Widodo.,Sp.PD bahwa penyebab utama penyakit autoimun hingga saat ini belum diketahui pasti. 

"Namun, diduga penyakit ini timbul akibat kombinasi dari berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, dan infeksi," ungkapnya dilansir melalui Majalah National Hospital. 

Budi menjelaskan bahwa penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Sehingga tak ada pertahanan tubuh yang dimiliki seseorang untuk menangkal penyakit. 

"Pada kondisi normal, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat," tuturnya. 

Penyakit autoimun sendiri dapat menyerang segala usia. Insidenya banyak didapati paling tinggi pada wanita usia muda. Mereka cukup berpotensi dengan banyaknya penyebab yang membawanya terkena serangan autoimun. 

Mengenai awal gejala penyakit autoimun seperti kelelahan, pegal otot, ruam kulit, demam ringan, rambut rontok, kesulitan konsentrasi dan kesemutan pada tangan dan kaki. 

Biasanya juga timbul gejala yang timbul secara tiba-tiba atau flare , gejala ini dapat timbul misalnya karena matahari atau stress. 

"Masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala yang spesifik dan tidak sama," ungkap Budi. 

Pengobatan bagi penderita autoimun 

Bergantung pada jenis penyakit, gejala yang ditimbulkan dan derajat keparahanya. Jika hanya untuk mengatasi nyeri saja penderita bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti aspirin atau ibuprofen sesuai anjuran dokter. 

Selain itu juga dapat melakukan terapi hormon. Cara ini ini bisa menjadi alternatif bagi para pasien untuk terus menjaga kondisi tubuhnya. 

"Jika menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe 1, dibutuhkan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah," tutur Alumnus FK Unair ini. 

Pengobatan untuk penyakit autoimun bertujuan untuk mencapai kondisi"queiscent" dari penyakitnya sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. 

Penderita autoimun disarankan juga menjaga pola hidup sehat. Cara hidup sehat ini sangat dianjurkan untuk menjadi  kebesiaan setiap hari. 

Caranya, berolahraga 30 menit setiap hari, beristirahat cukup di malam hari sekitar enam hingga delapan jam, bila perlu ditambah tidur siang. 

Ketika pola hidup bisa tertata dengan baik, maka pasien harus mampu mengelola tingkat stres dengan baik juga.

"Selalu hidup positif, bersemangat dan selalu tersenyum, ikhlas menerima ini sebagai ujian hidup dari Tuhan. Jangan bersedih karena jika demikian sistem imun akan menurun," jelas dr. Budi Widodo spesialis penyakit dalam National Hospital Surabaya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Autoimun National Hospital dr. Budi Wododo Penyakit kesehatan