Viralnya Perselingkuhan di Media Sosial, Ini Penyebabnya Menurut Pakar 

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Rudi

17 Mei 2023 05:53 17 Mei 2023 05:53

Thumbnail Viralnya Perselingkuhan di Media Sosial, Ini Penyebabnya Menurut Pakar  Watermark Ketik
Potret Dosen Psikologi Universitas Ciputra (UC) Surabaya Ersa Lanang Sanjaya, S.Psi., M.Si. (Foto: Dok.pribadi)

KETIK, SURABAYA – Beberapa kasus perselingkuhan yang sedang hangat jadi pembicaraan di media sosial, membuat tanda tanya besar penyebab dan bagaimana cara menghadapi perselingkuhan bagi pasangan yang sudah berstatus menikah. 

Dijelaskan oleh Dosen Psikologi Universitas Ciputra (UC) Surabaya Ersa Lanang Sanjaya, S.Psi., M.Si. membeberkan beberapa pasangan melakukan perselingkuhan tidak hanya laki-laki, perempuan juga bisa melakukan perselingkuhan. 

"Dua-duanya punya peluang yang sama untuk jadi selingkuh, dalam aspek menikah ada kondisi yang diharapkan ada aspek fisik, psikologis, kenyamanan dan seterusnya," paparnya pada Ketik.co.id Selasa, (16/5/2023). 

Ersa juga menjelaskan perselingkuhan akibat tidak mendapatkan apa yang sudah pasangan harapan, selain itu juga tidak mendapatkan relations yang baik dengan pasangan. 

"Komunikasinya ndak baik, ininya ndak baik itu nya ndak baik, sehingga komunikasi ndak baik pernikahan ndak baik. Hal-hal yang harusnya dia butuhkan, dia dapatkan dari pasangannya dia ndak dapat," ujarnya. 

Ersa juga menemukan, banyak perselingkuhan yang dilakukan di tempat kerja karena banyak waktu untuk bertukar pikiran dan berbicara sehingga membuat nyaman. 

"Karena di tempat kerja itu kalau dia tidak dapat di rumah ya bisa dapat di tempat kerja misalnya, kalau di rumah pasangan kita mbeladus nah kalau kita ke kantor pakai daster kan ndak mungkin jadi seolah-olah teman di kantorku cantik dan segala macam," ucapnya. 

"Jadi problemnya itu dari aspek lingkungan, pernikahan atau berarti dia sifatnya orang yang suka selingkuh gitu ada," tambah Ersa. 

Menikah atas dasar cinta itu belum cukup untuk menjalin sebuah hubungan pernikahan yang panjang, pentingnya mempertahankan kenyamanan, kehangatan dan gairah ini akan membuat hubungan semakin kuat dan lengkap. 

"Berelasi jangka panjang orang yang sering kelupaan adalah aspek rasional, aspek rasional itu aspek komitmen. Kalau kita menikah itu dalam suka dan duka, kalau kita berfokus pada 1 persen yang tidak ada di pasangan nah itu peluangnya gede banget berselingkuh gitu," terangnya. 

Ersa juga membeberkan tanda-tanda pasangan sudah memiliki selingkuhan yaitu perubahan sikap dan perilaku, waktu kebersamaan nya berkurang dan handphone diberi password. 

"Tidak selalu orang yang kemesraanya turun itu punya selingkuhan, tapi itu sudah jadi indikasi dalam relasi ini, apalagi kalau sudah terjadi selingkuh pasti terjadi perubahan," paparnya.

Untuk mencegah perselingkuhan, Ersa memberikan tips menarik harus yaitu dengan mengenal lebih jauh pasangan kita sebelum melakukan pernikahan, menyelesaikan masalah dengan secara berdua, memiliki komitmen satu dengan yang lain, memiliki waktu hanya berdua dengan pasangan. 

"Misalnya resolusi konflik, komunikasi, komitmen itu juga harus dibacarakan jangan cuma menikah karena modal cinta,  karena cinta pasti berubah, karena kita ketemu pasangan kita 24 jam, ketemu juga dengan konfliknya lo itu harus dibicarakan, kuncinya adalah keintiman dengan pasangan," kata Dosen Psikologi UC Surabaya. (*)

Tombol Google News

Tags:

perselingkuhan Dosen Psikologi Universitas Ciputra UC Ersa Lanang Sanjaya