Universitas Brawijaya Bakal Kukuhkan 5 Profesor Baru, Ada yang Bahas Hutan Adat

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

20 Februari 2024 11:55 20 Feb 2024 11:55

Thumbnail Universitas Brawijaya Bakal Kukuhkan 5 Profesor Baru, Ada yang Bahas Hutan Adat Watermark Ketik
Kelima profesor UB yang akan dikukuhkan pada kamis besok. (Foto: Lutfi/Ketik)

KETIK, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) akan mengukuhkan 5 profesor baru dari berbagai bidang keilmuan pada Kamis (22/2/2024) mendatang. Dari kelima profesor, empat di antaranya berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan satu dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA).

Salah satu profesor tersebut ialah Prof. Dr., Drs., Choirul Saleh., MSi dari FIA yang membahas mengenai kolaborasi multisektoral berbasis nilai gotong royong dalam mengelola hutan di Indonesia. Prof Choirul memberikan penekanan pada pengelolaan hutan adat di wilayah Papua.

Menurutnya, budaya gotong royong dalam pendekatan Multisectoral Collaboration melibatkan organisasi pemerintah di berbagai level, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi nirlaba, media massa, dan juga lembaga donor.

"Ketika proses pengelolaan hutan adat dilakukan dengan pendekatan ini, akan mengedepankan nilai-nilai partisipasi, simpati, empati, equity, equality and ethically transparansi, dan akuntabel dalam prpses administrasi publik," ujarnya pada konferensi pers, Selasa (20/2/2024).

Selama ini pengelolaan hutan adat di Indonesia masih menemukan persoalan dan bersinggungan dengan masyarakat adat yang hidup di dalam maupun sekitar hutan.

Berdasarkan kerangka Ilmu Administrasi Publik, partisipasi masyarakat adat dalam pengelolaan dan perlindungan hutan adat memberikan dampak yang sangat besar.

"Kuatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan adat dapat menguatkan legitimasi kebijakan. Dengan adanya simpati dan empati dapat memastikan bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat," lanjutnya.

Profesor lainnya yang dikukuhkan ialah Prof. Dr. Ir. Musthofa Lutfi, MP yang membahas inovasi plastik dan umbi amorphopalus.

Ia menjelaskan adanya degradasi plastik konvensional menghasilkan mikroplastik yang mampu masuk ke sistem pangan. Menurutnya masyarakat membutuhkan alternatif yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan plastik.

"Salah satu solusinya adalah mengembangkan plastik dari bahan yang mudah terurai, atau bioplastik. Kami menggunakan bahan dari umbi lokal Indonesia seperti garut, ganyong, dan talas," ujarnya.

Inovasi yang ia kenalkan ialah Glucoplast yang menggunakan glokomanan dari umbi genus Amorphopalus. Melalui glukomanan, kemampuan biodegradibilitas dapat dimanfaatkan dengan baik.

"Selama ini riset masih memanfaatkan pati sebagai bahan utama pengembangan bioplastik. Ini tidak sepenuhnya maksimal dan berujung pada produksi bioplastik yang tidak 100 persen bisa didaur ulang," jelasnya.

Selanjutnya ialah Prof. Dr. Widya Dwi Rukmini Putri, STP, MP yang membahas modifikasi HeDT untuk modifikasi pati. HeDT merupakan Heterogeneus Dual Treatment yang dapat diaplikasikan dalam proses mengolah pangan di masa mendatang. Metode ini dapat langsung digunakan untuk meningkatkan pati resisten dalam komoditas,

"Pati resisten memiliki peranan penting seperti peningkatan kesehatan usus, meningkatkan sensitivitas insulin, pembentukan batu empedu, membantu penyerapan mineral serta mencegah sembelit," jelasnya.

Prof. Dr. Ir. Sukardi, MS juga menjadi profesor dari FTP yang akan dikukuhkan pada Kamis esok. Ia membahas mengenai kenaikan teknologi medan listrik berpulsa untuk ekstraksi. Inovasi yang ia ciptakan tersebut digadang dapat memberikan manfaat bagi pelaku UMKM.

"Teknologi medan listrik belpulsa menjadi bagian dari teknologi baru untuk mengambil bahan bioaktif atau ekstraksi. Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi proses ekstraksi senyawa bioaktif sebagai targte dan memperoleh kualitas dan kuantitas maksimal atau setidaknya optimal," jelasnya.

Terakhir ialah Prof. Dr. Ir. Yusuf Wibisono, STP.M M.Sc., IPS, ASEAN.Eng yang membahas pemisahan biomolekul menggunakan model I-SMART.

Model ini menggabungkan dua tahapan pengembangan membran lestari atau berkelanjutan. Perlu diketahui bahwa I-SMART merupakan kependekan kata dari Integrated Sustainable Membrane Separation System.

"Tujuan akhirnya untuk menghasilkan bioproduk unggul dan berkualitas serta meningkatkan efisiensi pemisahan komponen bioproduk. Selain itu juga untuk penggabungandengan unit operasi lain yang dipakai dalam industri," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pengukuhan Profesor profesor ub Universitas Brawijaya Hutan Adat FTP UB FIA UB