Seorang Ateis Terketuk Hatinya Hingga Masuk Islam di Masjid Al-Akbar Surabaya

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Muhammad Faizin

18 Maret 2024 13:13 18 Mar 2024 13:13

Thumbnail Seorang Ateis Terketuk Hatinya Hingga Masuk Islam di Masjid Al-Akbar Surabaya Watermark Ketik
Mickel (bukan nama sebenarnya) saat menyebut kalimat syahadat  dengan bimbingan Ketua BPP MAS Sudjak MAg dalam Ikrar Mualaf. (Foto: Humas MAS)

KETIK, SURABAYA – Seorang ateis yang merupakan WNA asal Kanada, sebut saja Mickel (53) terketuk hatinya hingga mengikrarkan diri masuk Islam di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) pada Senin (18/3/2024).

Mickel mengucap kalimat syahadat dengan bimbingan Ketua BPP MAS, Sudjak MAg dalam prosesi Ikrar Mualaf.

"Dengan kesadaran sendiri, saya menyatakan memeluk agama Islam dengan Asyhaduan Laa Ilaaha illa Allah, wa Asyhadu anna Muhammad Rasulullah," ujar laki-laki kelahiran Kanada, Amerika pada 31 Agustus 1971 itu.

Ia mengaku tertarik memperdalam Islam, karena mengenal Islam dari seorang warga Indonesia bernama sebut saja Mawar yang berada di Amerika dengan memakai hijab/jilbab.

"Setahun lalu, saya mengenal dia. Saya sempat bertanya kenapa pakai hijab, lalu saya menjadi tahu agama Islam, akhirnya saya tertarik mempelajari Islam lebih dalam," katanya.

Dalam ikrar itu, Ketua BPP Sudjak MAg selaku pembimbing pun memberi motivasi WNA Australia itu sebagai muallaf agar beragama secara konsekuen, bukan sesaat.

"Kalau masuk Islam hanya untuk sementara, sebaiknya tidak masuk Islam saja. Jadi, saudara bukan hanya masuk Islam 1-2 tahun saja kan," tanya Sudjak.

"Forever (selamanya)," jawab Adam.

Acara ikrar mualaf itu disaksikan dua orang saksi yakni Mawar dan Mu'anam. Dari MAS, selain Ketua BPP MAS, juga hadir, Kasie Ibadah dan Dakwah MAS, HM Abd Choliq Idris.

Selain membaca ikrar Syahadat, Ketua BPP MAS Sudjak sempat mengingatkan konsekuensi masuk Islam adalah menjalankan kewajiban agama Islam.

"Kewajiban dalam Islam itu diantaranya sholat lima kali sehari yang mungkin agak berat, dan puasa sejak matahari belum terbit hingga terbenam," kata Sudjak.

Dalam tanya-jawab itu, Adam mengaku sempat deg-degan berikrar.

"Saya puasa sampai jam 12," katanya.

"Istilah disini dikenal sebagai Puasa Beduk," kata Sudjak.

Untuk selanjutnya, Sudjak menyarankan agar Mickel mempelajari Islam dengan bimbingan ustadz/guru dari MAS atau ustadz lain. (*)

Tombol Google News

Tags:

atheis Mualaf Masjid Nasional Al Akbar Surabaya MAS Kanada WNA Australia