Satu-satunya di Indonesia, Ponpes DUA Malang Berhasil Ubah Stigma Negatif Olahraga Balap

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

19 April 2024 08:22 19 Apr 2024 08:22

Thumbnail Satu-satunya di Indonesia, Ponpes DUA Malang Berhasil Ubah Stigma Negatif Olahraga Balap Watermark Ketik
Bengkel reparasi yang ada di Pondok Pesantren Darul Ulum Agung Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Agung (DUA) yang berlokasi di Kecamatan Kedungkangkang, Kota Malang berhasil mengubah stigma negatif tentang olahraga balap yang berkembang di masyarakat. 

Pengasuh Ponpes DUA Malang KH. Dr. Mujib Mustain juga berhasil mengkolaborasikan pendidikan pesantren dengan skill balap yang dimiliki para santri. 

"Itu yang membuat tambah semangat karena stigma olahraga, apalagi balap kan masyarakat menganggap tidak bagus. Jadi kita coba warnai itu dan alhamdulillah banyak yang berhasil," ujar Gus Mujib, Jumat (19/4/2024).

Para santri tak hanya terampil dalam hal keagamaan, namun juga berbakat pada hobi yang mampu membawa pada kesuksesan, salah satunya di bidang otomotif. Itulah yang menjadi alasan Ponpes DUA Malang dikenal sebagai Ponpes Balap. 

"Misalnya mereka jadi pembalap, bisa juara. Waktunya jadi imam dia bisa, lalu juga mengajar mengaji di kampungnya. Ini satu-satunya di Indonesia, pondok pesantren yang memberi wadah santri di bidang olahraga," lanjutnya.

Foto Pengasuh Ponpes Darul Ulum Agung Kota Malang Gus Mujib saat diwawancarai. (Foto: Dok. Ketik.co.id)Pengasuh Ponpes Darul Ulum Agung Kota Malang Gus Mujib saat diwawancarai. (Foto: Dok. Ketik.co.id)

Berbagai fasilitas telah disiapkan untuk santri balap, mulai dari instruktur olahraga, sirkuit, tempat fitness, dan lainnya. Untuk menjadi santri balap, para santri tetap harus mengikuti aturan, salah satunya bermukim di pondok. 

"Mereka harus mukim di sini karena kalau tidak, kan mereka tidak diajari mengaji. Kita satu sisi karna suka motorcross ya harus suka mukim dan ikut aturan pesantren. Sirkuit disediakan, tapi kalau motor mereka bawa sendiri dan kita tidak menyediakan karena mahal," ucap Gus Mujib.

Para santri yang telah memilih menjadi santri balap pun ditanamkan untuk fokus meraih juara, bukan sekadar untuk bermain-main. Gus Mujib menyampaikan nilai yang ditekankan pada santri ialah selalu ikhtiar dan tidak meninggalkan sholat. 

"Mereka kebanyakan anaknya orang punya, egonya tinggi, tidak mau kalah. Kita mengenalkan ke mereka kalau kalah menang itu hal biasa. Kalau mau sabar, ikhtiar kuat, semua aturan diikuti, suatu saat bergantian lah juara. Gak mungkin juara atau kalah terus. Anak di sini harus bisa masuk ke Kejuaraan Nasional, tidak boleh cuma untuk main-main," paparnya. 

Berkat usaha dan jerih payah, santri dari Pinpes DUA berhasil menjadi juara umum dan membawa pulang dua medali emas untuk kategori beregu dalam Pra-PON kemarin. 

Gus Mujib juga menyinggung bahwa anaknya lah yang menjadi inspirasinya dalam mengembangkan Pondok Pesantren Darul Ulum Agung Malang. Saat itu anaknya mulai tertarik dengan motor cross dan telah berkembang menjadi Crosser yang banyak berprestasi di Kejuaraan Nasional. 

"Mungkin sudah takdir, ketika anak saya kelas 5 SD suka motor cross, lalu di 2010 mulai juara dan 2012-2014 Juara Nasional Motor Cross Indonesia. Lalu banyak yang tertarik karena mereka belajar motor cross dan mereka belajar agama. Jadi sama-sama beriringan, tidak hanya olahraga tapi juga sisi agama dapat," tutup Gus Mujib.(*)

Tombol Google News

Tags:

Santri Balap Pondok Pesantren Darul Ulum Agung Malang Pondok Pesantren Balap Kota Malang Ponpes DUA Malang Darul Ulum Agung