Puan Sebut Mahfud MD Bisa Masuk Cawapres Dampingi Ganjar, Ini Tantangannya

Jurnalis: Marno
Editor: Rudi

22 Mei 2023 01:03 22 Mei 2023 01:03

Thumbnail Puan Sebut Mahfud MD Bisa Masuk Cawapres Dampingi Ganjar, Ini Tantangannya Watermark Ketik
Menkopolhukam Mahfud MD bersama Ganjar Pronowo saat Halaqah Kebangsaan di Ponpes Raudlotuth Thullab, Magelang. (Foto: Instagram @ganja_pranowo)

KETIK, JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD juga berpeluang masuk kandidat di antara 10 kandidat bakal calon wakil presiden (bacawapres), yang mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

"(Mahfud MD) bisa saja," jawab Puan saat wartawan menyodorkan nama mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu di Gedung Harsa, Sukabumi, Minggu (21/5/2023).

Seberapa besar peluang politisi kelahiran Madura ini menjadi bacawapres yang diusung PDIP. Lantaran, pada Pilpres 2019, sempat gagal mendampingi Jokowi karena 'dijegal" oleh tiga partai. Yakni Partai Golkar, Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ketiga ketua umum partai tersebut 'mengancam' akan hengkang tak mendukung Jokowi bila Partai Banteng Moncong Putih itu tetap memilih Mahfud MD. Akhirnya Jokowi dengan persetujuan tiga pimpinan partai tersebut, memilih Ketua MUI KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres.

Gagalnya Mahfud menjadi cawapres pada detik-detik akhir diungkapkan mantan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy di akun Tiktok @syamsirFirdaus.

Menurut Rommy panggilan akrab politisi PPP itu, yang menolak Mahfud MD menjadi cawapres mendampingi Jokowi adalah Partai Golkar, Partai NasDem dan PKB.

Saat ditanya Jokowi soal bacawapres Mahfud MD, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menolak. "Karena Mahfud MD yang mengusulkan Partai Golkar dibubarkan pada 1998," ujar Airlangga Hartarto seperti ditirukan Rommy.

Sedangkan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menolak Mahfud MD karena pada Pilpres 2014, dia menjadi tim sukses pemenangan calon Presiden Prabowo Subianto. "Jadi 4 tahun tak ada keringat untuk kita, alasan apa mencalonkan dia jadi wapres," ujar Rommy menirukan ucapan Surya Paloh.

Begitu pula Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan sikap PKB sama dengan sikap PBNU. "Sampai har ini, Mahfud MD tak dianggap sebagai orang NU oleh PBNU. Jadi PKB tidak bisa menerima Mahfud MD," ujar Muhaimin seperti dikutip Rommy.

Ketika Jokowi menanyakan sikap PPP, Rommy sebagai ketua umum waktu itu menyatakan tetap mendukung Mahfud MD sebagai cawapres. "Sikapnya tetap sama Pak," ujar Rommy kepada Jokowi.

Akhirnya, lanjut Romyi, Jokowi memutuskan Ketua MUI KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres dengan persetujuan ketua umum Partai Golkar, Partai NasDem, dan PKB. 

Foto Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga berpeluang menjadi cawapres mendampingi Ganjar. (Foto: Instagram@ganjarpranowo)Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga berpeluang menjadi cawapres mendampingi Ganjar. (Foto: Instagram@ganjar_pranowo)

Kemudian Jokowi meminta Praktikno menghubungi KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres. Tak lupa, Jokowi meminta KH Ma'ruf Amin mengukur jas.

Ternyata menurut Praktikno, Ma'ruf Amin sudah mengukur jas. Kok bisa? " Pak Ma'ruf Amin mengukur jas untuk membacakan doa," ujar Praktikno. "Kalau begitu, jadi wakil presiden dan baca doa," ujar Rommy menirukan Jokowi sambil tersenyum.

Waktu itu, Mahfud MD yang sudah mengukur baju atas perintah istana pun tersingkir sebagai kandidat cawapres.

Dari cerita Rommy tersebut, kini partai yang menjegal Mahfud berada di kubu lain. Seperti PKB berkoalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo sebagai capres, Partai NasDem berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS mengusung Anies Baswedan sebagai capres. 

Sedangkan partai pengusung Ganjar Pranowo adalah PDIP, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Setidaknya di koalisi ini, Mahfud aman. Apalagi pada Pilpres 2019, yang getol mendukung Mafud MD menjadi capres adalah PPP.

Nah, sekarang persoalannya apakah PPP yang sudah tidak di bawah kendali Rommy masih mendukung Mahfud MD menjadi cawapres untuk mendampingi Ganjar.  

Kini PPP yang dipimpin Plt ketua umum Muhamad Mardiono memang berkeinginan partainya meraih 'tiket' cawapres.

Namun kabar santer yang beredar malah PPP akan mengusung cawapres, Sandiaga Uno mendampingi Ganjar. Sandiaga Uno juga mengaku dirinya masih dalam proses menjajaki masuk ke PPP.

"Masih proses dan kita hormati prosesnya, akan ada penjajakan, akan ada pendekatan,” kata Sandiaga di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ini juga disebut Puan berpeluang menjadi kandidat cawapres mendampingi Ganjar.

Rintangan lain, yang 'membahayakan' Mahfud MD bila Partai Golkar bergabung dengan koalisi PDIP dan PPP. Karena Partai Golkar menilai Mahfud yang dituduh mengusulkan pembubaran Golkar pada tahun 1998. Senior di partai tersebut tak menghendaki Mahfud mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019.

Foto Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang berlatar belakang NU yang masuk kandidat cawapres mendampingi Ganjar Pranowo. (Foto: Instagram@ganjarpranowo)Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar yang berlatar belakang NU juga masuk kandidat cawapres mendampingi Ganjar Pranowo. (Foto: Instagram@ganjarpranowo)

Sekarang ini yang lagi santer isunya partai pengusung para kandidat capres mencari cawapres yang berlatar belakang Nadlatul Ulama (NU). Trah NU ini sempat juga membuat Mahfud MD batal menjadi cawapres mendampingi Jokowi.

Masalahnya meski Mahfud berlatar belakang NU, namun secara struktural dan keanggotaan belum diakui PBNU sebagai orang NU sesuai versi Muhaimin yang diceritakan Rommy.

Bila bersandar latar belakang NU, pasti Mahfud MD akan kalah bersaling dengan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar yang juga masuk radar PDIP sebagai cawapres. Karena dia pernah menjadi salah satu Rais PBNU.(*)

Tombol Google News

Tags:

cawapres Mahfud MD Ganjar Pranowo Sandiaga Uno Nasaruddin Umar Puan Maharani pemilu2024 pilpres2024 Megawati Prabowo