Pro-Kontra Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Surabaya

Jurnalis: Siti Fatimah
Editor: Marno

7 Juli 2024 06:49 7 Jul 2024 06:49

Thumbnail Pro-Kontra Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Surabaya Watermark Ketik
Diajeng Nurul, warga Ngagel ketika diwawancarai Ketik.co.id soal penggunaan kantong plastik di Surabaya

KETIK, SURABAYA – Peraturan Wali Kota (Perwali) Kota  Surabaya Nomor 16 Tahun 2022  tentang pengurangan penggunaan kantong plastik mendapatkan respons positif dari beberapa warga Surabaya dan sekitar. 

Kebijakan ini memberikan dampak nyata bagi lingkungan Surabaya. Mengutip surabaya.go.id, berkat aturan ini sampah plastik di Surabaya berkurang sebanyak 2 ton setiap harinya. 

Namun di sisi lain, bukan berarti kebijakan ini tidak memiliki catatan atau PR yang harus dibenahi. 

Diajeng Nurul, salah satu warga asli Surabaya mengungkap senang dengan adanya kebijakan ini. Sebab plastik menjadi berkurang sehingga turut andil menjaga lingkungan sekitar tempat tinggalnya. 

Namun ia menyayangkan kebijakan ini malah dimanfaatkan oleh oknum untuk mengambil keuntungan dengan menawarkan solusi plastik berbayar.

“Misalnya kita belanja banyak ke swalayan atau minimarket, lupa bawa kantong otomatis kan beli. Nah beli kantongnya ini kadang harganya nggak masuk akal,” ujar warga Ngagel ini, Minggu (7/7/2024). 

Ia mengaku pernah mengalami ini saat berbelanja di swalayan. Karena lupa membawa tas belanja sendiri, mau tidak mau ia harus membeli kantong belanja seharga Rp7 ribu untuk kantong ukuran kecil.

“Pernah ngalamin itu. Harganya di swalayan anggap aja yang kecil itu sekitar Rp7 ribu- Rp10 Ribu. Kalau dikalikan kan lumayan, udah berapa. Makanya sekarang rutin bawa kantong belanja sendiri,” ungkap Nurul. 

Perempuan 32 tahun ini mengatakan tidak masalah membawa tas belanja sendiri. Terlebih saat ia sadar konsekuensi apabila tidak membawa tas belanja sendiri, pengeluaran jadi besar hanya untuk membeli kantong plastik.

“Kalau menggunakan plastik, seringnya masih buat buang sampah. Kantong plastik bekas itu buat buang sampah aja, kalau belanja-belanja di swalayan atau pasar sudah pakai tas sendiri. Karena kalau enggak bisa keluar uang lumayan kalau dikalikan,” paparnya. 

Foto Arimi Tazkiyah Mahasiswi Universitas Airlangga saat berkomentar soal kantong plastik (Foto: Fatimah/Ketik.co.id)Arimi Tazkiyah Mahasiswi Universitas Airlangga saat berkomentar soal kantong plastik (Foto: Fatimah/Ketik.co.id)

Sama halnya, Arimi Tazkiyah. Mahasiswi Universitas Airlangga ini mengatakan peraturan ini positif karena mengurangi sampah plastik sekali pakai. Tetapi saat lupa membawa tas sendiri, dia sering keberatan mengeluarkan biaya tambahan hanya untuk beli kantong plastik. 

“Misalnya waktu belanja, oh mbaknya nggak bawa tas ya? Di sini peraturannya sudah nggak boleh pakai kantong plastik, tapi kalau pakai ini bayar Rp5000-Rp10.000 misalnya,” ungkap menirukan karyawan swalayan. 

Fitrah Nadia juga menyorot maraknya kantong plastik berbayar sebagai solusi pengurangan penggunaan kantong plastik di Surabaya. 

“Lucunya di minimarket itu kantong plastik masih bisa dibeli.  Harganya sekitar Rp200-Rp300 an. Kadang aku berpikir dulu plastik gratis, sekarang seperti masih boleh dipakai, tapi bayar,” ungkapnya.

Menyoal belanja tanpa kantong plastik, ia merasa hal itu masih rumit. Terlebih saat belanja mendadak dalam keadaan tidak membawa tas sendiri.

“Belanja kan kadang sifatnya nggak direncanakan, kalau posisinya nggak lagi bawa tas sendiri itu masih ribet, beda kalau pas belanja bulanan. Ini mungkin mindset yang perlu diperbaiki ya,” ucap perempuan 25 tahun itu.

Foto Fitrah Nadia ketika berkomentar penggunaan pengurangan sampah plastik di Surabaya (Foto: dok. Fitrah)Fitrah Nadia ketika berkomentar penggunaan pengurangan sampah plastik di Surabaya (Foto: dok. Fitrah)

“Prinsipku satu, kalau masih bisa dibawa pakai tangan, pasti aku bawa pakai tangan. Tapi kalau belanja banyak, mau nggak mau pakai kantong plastik tadi,” tambahnya.

Dari sini, ia mengatakan masih sering menggunakan kantong plastik. Frekuensi penggunaan kantong plastik di kesehariannya sekitar 70-80% .

“Tapi sampai sekarang kalau kerja sering bawa tumblr dan kotak makan. Sebenarnya bukan untuk menghindari kantong plastik, tapi biar lebih hemat aja,” ungkap perempuan yang berprofesi sebagai guru itu.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pengurangan penggunaan kantong plastik kantong plastik Sampah Plastik