Perjalanan Karier Soadri Ingra Tubun, Lelaki Kei Dengan Julukan Komjen

Jurnalis: Mursal Bahtiar
Editor: Muhammad Faizin

28 September 2023 05:07 28 Sep 2023 05:07

Thumbnail Perjalanan Karier Soadri Ingra Tubun, Lelaki Kei Dengan Julukan Komjen Watermark Ketik
Sosok Soadri Ingra Tubun dalam suatu acara ritual Kesultanan Bacan (Foto Fadli Nasir/Ketik.co.id)

KETIK, HALMAHERA SELATAN – Dalam dunia kepolisian, Komjen atau Komisaris Jenderal merupakan nama pangkat di golongan perwira tinggi. Ia merupakan jenderal bintang tiga –setara dengan Letjen jika di TNI AD- dan merupakan pangkat tertinggi kedua setelah jenderal yang hanya berjumlah satu orang. 

Namun, di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, seorang ASN setempat ada yang miliki julukan “Komjen”. Panggilan itu dilekatkan oleh para aktivis LSM serta jurnalis di Halmahera Selatan berkat kepiawaian sang ASN tersebut dalam menjalankan tanggung jawab.

Seperti apa dia? Berikut ini kisah dari Soadri Ingra Tubun, seorang ASN dengan golongan pangkat IVC atau golongan Pembina Utama Muda yang kini mengemban amanah sebagai Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara.

 

Awal Dijuluki Komjen

Soadri yang berasal dari Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara ini menyandang julukan Komjen atas loyalitas dan usahanya dalam menyelesaikan berbagai masalah di lapangan. Hal ini terjadi saat ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel). 

Saat itu, ia kerap kali berhadapan langsung dengan para demonstran dan beberapa LSM di lapangan dalam menyelesaikan tuntutan para demonstran. Hal itu terjadi di akhir masa kepemimpinan bupati defenitif pertama Halmahera Selatan, Muhammad Kasuba, sekitar tahun 2012. 

Dari cekatannya menghadapi panasnya aksi massa demonstran, salah satu koleganya kemudian memanggil Soadri dengan sapaan “Komjen”. Sapaan yang bernada keakraban itu kemudian menjalar ke berbagai kalangan LSM dan jurnalis hingga menjadi julukan untuk Soadri. Bahkan beberapa hari lalu dalam lawatannya ke pasar, Ia di teriaki oleh para PKL pasar Labuha dengan sebutan Komjen.

 

Dari Keluarga Sederhana dan Desa Terpencil, Tembus ke Kampus Elit

Soadri di lahirkan di Ohowait, salah satu desa terpencil yang ada di Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara. Ia lahir pada tanggal 22 Juli 1967 dan merupakan anak ke empat dari pasangan Muhammad Thaha Ingra Tubun dan Hj Aisyah Kudubun.

Terlahir dari keluarga sederhana di kepulauan yang identik dengan Tarian Khas Panah, kedua orang tua Soadri selalu menanamkan tentang pentingnya pendidikan. Soadri kecil menempuh pendidikan awal di Madrasah Ibtidaiyah AlKhairat Elat. Setelah lulus tahun 1981, Soadri melanjutkan Sekolah di SMP Negeri 1 Elat. 

Pada tahun 1987, Sodari yang lulus dari SMA Negeri 1 Tual akhirnya berhasil menembus seleksi masuk di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Ambon, Maluku yang sekarang menjadi bagian dari IPDN. Bukan hal mudah untuk tembus ke kampus tersebut. Sebagai salah satu perguruan tinggi kedinasan, perjuangan masuk APDN Ambon membutuhkan nilai akademis yang tinggi serta kekuatan fisik yang cukup untuk menempuh pendidikan semi militer. 

Sehingga tahun 1988, Soadri yang baru lulus dikukuhkan menjadi ASN dan bertugas di Pemprov Maluku di Ambon. Jiwa kepemimpinannya yang sudah menonjol sedari muda membuat ia juga dipercaya menjadi Wakil Ketua III Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Maluku.

Meski sudah menyandang status ASN, Soadri rupanya masih haus untuk terus menimba ilmu. Ia kemudian melanjutkan studi ke Universitas Satyagama Jakarta dan kemudian berhasil meraih gelar master. 

Tak tanggung, selama menempuh studi S2, Soadri juga sempat 1 bulan mengikuti pendidikan militer dasar di Diklat Suli dan kemudian ikut diklat militer tahun 1989 di Depo Diklat Suli Ambon selama 2 bulan. Saat itu ia juga mengikuti serangkaian kursus Intelejen.

Saat itu, Soadri juga dipercayakan memimpin Komandan Batalyon 3 Resimen Mahasiswa Maluku yang bertugas mengumpulkan seluruh Mahasiswa APDN Ambon dalam mengikuti Diklat militer yang di selenggarakan di kampus dimana Soadri kuliah.

Memasuki tahun 1992, Soadri mendapatkan mutasi dari kantor gubernur Maluku di Ambon ke kantor Bupati Kabupaten Maluku Utara. 

“Waktu itu sistem penempatannya silang untuk masing-masing perwakilan kabupaten. Jadi untuk perwakilan Maluku tenggara ditugaskan ke dua kabupaten yaitu kabupaten Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah,” ujar pria 56 tahun ini. 

Tak berselang, sebagai jebolan APDN ia kembali menjabat sebagai staf di kantor Kecamatan Kayoa. Atas kinerjanya sebagai seorang staf, Soadri lalu di angkat menjadi Kepala Urusan Pemerintahan Kecamatan Kayoa tahun 1995.

Foto Penampilan Soadri memperkenalkan tarian khas asal daerahnya. (Foto Mursal)Penampilan Soadri memperkenalkan tarian khas asal daerahnya. (Foto Mursal)

Jadi Camat Terbaik, Dapat Hadiah Presiden Megawati

Memasuki tahun 2002, Soadri juga pernah menjadi Camat pembantu Kecamatan Bacan Barat setelah mengikuti diklat kepemimpinan dasar di Ternate. Soadri 8 tahun mengabdi sebagai Camat di Kecamatan Kayoa. Pula di tahun yang sama, Soadri menjadi lulusan terbaik pertama dalam diklat fungsional dan penjenjangan yang melibatkan beberapa camat dan dosen di Universitas Khairun Ternate.

Defintif menjabat Camat di Kecamatan Bacan Barat Kabupaten Maluku Utara 2 tahun, ia lalu kembali di tugaskan di Kayoa tahun 2024. Pada saat itu, Soadri mengikuti diklat camat dan lulus menjadi yang terbaik se-Indonesia. Atas capaian itu, Soadri mendapatkan hadiah sepeda motor dari Presiden Megawati Soekarno Putri. 

Jabatan lain yang pernah di duduki Pria asal tarian Panah ini yakni, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2006. Saat itu ia sekaligus berperan sebagai ketua tim eksekutif pemekaran desa. Di mana saat itu, 194 mendapat tambahan pemekaran menjadi 249 desa, dan eksekutif pemekaran kecamatan tahun 2007 dari 9 kecamatan kemudian dimekarkan menjadi 30 kecamatan di kabupaten Halmahera Selatan.

Selain itu, Soadri juga pernah bertugas sebagai Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan, Kabag Organisasi Setda Halsel tahun 2007, 2008, dan 2009 dan sukses menyelesaikan konflik batas wilayah antara Halmahera Selatan dan Kabupaten Halmahera Timur.

Pada tahun 20027, Soadri kembali dimutasikan tugasnya sebagai Kabag Pemerintahan Setda Kabupaten Halmahera Selatan selama 2 tahun yakni hingga tahun 200. Lalu pada tahun 2009 ia menjabat sebagai Kabag organisasi Setda Kabupaten Halmahera Selatan.

Masih di tahun sama pula, Soadri dipercayakan sebagai ketua tim penyelesaian konflik batas wilayah kabupaten Halmahera Selatan dan kabupaten Halmahera Tengah.

Pada tahun 2010 hingga 2015, Soadri menjabat Sekretaris KPU Kabupaten Halmahera Selatan, setelah itu ia menjadi Kaban Kesbangpol di 2016, dan Kepala Dinas Perhubungan di tahun 2019, Ketua ICMI Halsel, Staf Ahli Bupati bidang pemerintahan 2020-2021, Plt Inspektorat Halmahera Selatan. 

Sempat jeda selama kurang lebih 8 bulan, Sodari kembali mendapat jabatan strategis. Ia di tunjuk Bupati Halsel Usman Sidik menjadi Plt Dinas Kearsipan dan perpustakaan Daerah Halmahera Selatan tahun 2022.

Bidang organisasi lain soadri juga tercatat sebagai Ketua IKAPTK sekaligus Penasehat tahun 2016 hingga tahun 2021.

 

Hobi Olahraga, Lestarikan Tradisi Leluhur

Selain politik dan pemerintahan, ternyata Soadri punya hobi olahraga. Sepak bola, Volly ball, dan taekwondo menjadi olahraga yang di gemari Soadri.

Alumni Lemhanas 2016 ini tercatat sebagai lulusan terbaik. Soadri hingga September 2023 ini terhitung telah mengabdi bersama Pemerintah selama 35 tahun lebih 6 bulan. Pejabat dengan ciri khas peci putihnya ini tak lupa tradisi leluhurnya. Soadri kerap kali tampil menari dalam acara resmi pemerintahan dengan tarian Panah Asal daerahnya kepulauan Kei Maluku Tenggara.

Tombol Google News

Tags:

profil Biografi perjalanan Karir Soadri Ingratubun pria kei Maluku Kadis Koperindag Halmahera Selatan Maluku Utara