KETIK, JEMBER – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Jember mengalami deflasi sebesar 0,07 persen dengan IHK 106,61 pada bulan Mei 2024. Deflasi dipicu penurunan harga pada sejumlah komoditas.
Dari sebelas kota IHK di Jawa Timur, semua daerah mengalami deflasi. Jember berada di urutan ketiga terendah setelah Banyuwangi 0,05 persen dan Kabupaten Gresik 0,06 persen.
Deflasi Jember berada di bawah Jatim dengan 0,21 persen dan di atas nasional dengan 0,03 persen. Secara YoY atau inflasi tahunan, kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 2,39 persen. Berada di bawah Jatim 2,83 persen dan Nasional 2,84 persen.
Penurunan harga sejumlah komoditas utamanya dipengaruhi oleh beras, sehingga memicu deflasi.
“Sebelumnya harga beras naik dalam waktu yang cukup panjang, kemudian ketika panen raya di bulan Mei jadi turun,” ujar Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, Senin (3/5/2024) sore.
Disusul komoditas lainnya yaitu tomat, cabai rawit, tarif kereta api, sampo, ikan kuniran, minyak goreng, masker, daging ayam ras, dan jeruk yang memegang andil deflasi.
Sementara andil inflasi masih terjadi pada komoditas bawang merah, emas perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, daun bawang, terong, sigaret kretek, nasi dengan lauk, daging sapi dan jagung manis.
Namun demikian, yang perlu diwaspadai selama bulan Juni terkait Hari Raya Idul Adha, adalah kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok.
“Pasca panen raya, harga beras mulai ada kenaikan, ini pasti memicu inflasi. Disamping juga kebutuhan untuk selamatan yang jadi tradisi Jember,” tutupnya.(*)