Metode Belajar Roleplay Jadi Pilihan Efektif Tingkatkan Perilaku Asertif Anak Disleksia

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: M. Rifat

15 Agustus 2024 04:03 15 Agt 2024 04:03

Thumbnail Metode Belajar Roleplay Jadi Pilihan Efektif Tingkatkan Perilaku Asertif Anak Disleksia Watermark Ketik
Mahasiswa Prodi Magister Psikologi Untag Surabaya Mohammad Adji saat menjelaskan penelitian disertasinya. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Disleksia adalah gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan mengeja. Ini bukanlah tanda kecerdasan rendah, tetapi merupakan kondisi neurologis yang membuat otak kesulitan memproses bahasa tertulis.

Orang dengan disleksia sering mengalami kesulitan dalam mengenali kata-kata yang sudah dikenal, menguraikan kata-kata baru, dan memahami struktur kalimat.

Gejala disleksia dapat bervariasi, tetapi biasanya muncul pada usia dini saat anak mulai belajar membaca.

Mahasiswa Prodi Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Mohammad Adji Romadhon menjelaskan perihal ini panjang lebar dalam penelitian Tesis miliknya.

Di tugas akhirnya untuk program magister itu dia mengangkat judul 'Metode Role Play Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Pada Anak Disleksia'.

Adji mengusung salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan anak-anak disleksia untuk meningkatkan perilaku asertif (percaya diri), yakni melalui metode Role Play atau bermain peran seperti sekolah-sekolahan, dokter-dokteran, polisi-polisian, atau jual-jualan.

Tidak hanya itu, melalui bermain peran tersebut mereka juga bisa mendramatisasikan tingkah laku dan mimik wajah dalam mengungkapkan perasaan yang sedang dialami.

"Sebenarnya metode ini akan mengarahkan siswa untuk lebih kreatif dalam menirukan berbagai kegiatan menjadi dramatis, baik itu ide, situasi, maupun karakter khusus. Sehingga bisa terbentuk perilaku asertif,” kata Adji saat ditemui di Untag pada Rabu (15/8/2024).

Menggunakan subjek 20 siswa disleksia ringan di salah satu SD Negeri Surabaya, Adji mengungkapkan dirinya membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan mulai dari screening awal hingga menyelesaikan penelitiannya.

Foto Mohammad Adji saat menunjukkan permainan Roleplay. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)Mohammad Adji saat menunjukkan permainan Roleplay. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

Menurutnya, di metode role play ini bisa diarahkan improvisasi karena anak-anak disleksia sulit untuk mengolah bahasa, kata-kata dan teks alur cerita.

"Efektivtas dari skor rerata itu 11 persen meningkat jadi 25,5 persen dari interval kurang asertif menjadi meningkat menjadi cukup asertif," jelasnya.

Adji menambahkan perilaku asertif siswa sebagian besar meningkat semula berada pada kategori kurang asertif sebanyak 65% siswa dan setelah diberi perlakuan metode role play sebanyak 55% siswa meningkat menjadi cukup asertif.

Perubahannya hanya satu loncatan interval yang semula kurang asertif menjadi cukup asertif karena untuk merubah perilaku seseorang prosesnya cukup panjang, sedangkan pertemuan yang Ia lakukan hanya sekitar delapan kali terbagi menjadi satu kali perkenalan dan pemberian materi pengantar.

"Enam kali intervensi role play dan satu kali psikoedukasi kepada orangtua. Saya menyadari bahwa dalam penelitian ini, masih terdapat banyak kekurangan," terang Adji.

Adji berharap kedepanya penelitian ini bermanfaat secara teoritis dengan menambah pengetahuan tentang gangguan belajar spesifik disleksia pada anak.

Sekaligus bermanfaat secara praktis dapat membantu orang tua, sekolah, dan peneliti selanjutnya dalam menangani disleksia serta meningkatkan perilaku asertif.

“Harapannya juga pelan-pelan mereka mulai terbiasa mengungkapkan perasaannya dengan asertif," pungkas Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan Program Magisternya dalam waktu 1,5 tahun dengan IPK 3,76 ini. (*)

Tombol Google News

Tags:

Disleksia Mahasiswa Untag Psikologi Untag Untag Surabaya permainan roleplay Mohammad Adji Magister Psikologi