Mendikbud era Soeharto, Prof Wardiman Usulkan Modernisasi Wayang Beber Pacitan

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Muhammad Faizin

14 Oktober 2023 00:30 14 Okt 2023 00:30

Thumbnail Mendikbud era Soeharto, Prof Wardiman Usulkan Modernisasi Wayang Beber Pacitan Watermark Ketik
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era Soeharto, Profesor Wardiman Djojonegoro. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era Soeharto, Profesor Wardiman Djojonegoro mengusulkan modernisasi seni pertunjukan Wayang Beber Pacitan, Jawa Timur. 

Usulan tersebut disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Pacitan. Tujuannya agar membikin kesenian tersebut layak di nikmati oleh masyarakat lokal bahkan Go Internasional.

"Meskipun wayang beber itu sudah 7 abad tetapi dalam dunia modern, bertahan saja tidak cukup. Tapi bagaimana masyarakat agar dapat menikmati," katanya saat ditemui media online nasional Ketik.co.id di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jumat (13/10/2023).

Menurut Wardiman, upaya tersebut dapat dilakukan melalui penggunaan bahasa yang lebih umum, dan mengkampanyekan budaya secara massif di tiap-tiap hajatan masyarakat setempat.

"Di samping itu, dalam sektor UMKM masyarakat dapat dilakukan melalui pembuatan cinderamata khas wayang beber, salah satunya berbentuk lukisan. Akan tetapi, nanti bagaimana sesepuh dapat mengizinkan upaya modernisasi itu," ujar Wardiman. 

Dia meyakini, wayang beber bakal layak dipertontonkan hingga festival lintas negara alias Go Internasional. Sebab, beragam keunikan dan sejarah yang menyelimuti kesenian tersebut, tentu dapat menjadi modal.

"Salah satu keunikannya, dari gambarnya yang membuat memiliki nilai historis dan cerita paten, bukan sekadar lukisan," tuturnya yang juga salah satu organizer dari festival internasional ASEAN.

Menanggapi usulan tersebut, dalang muda yang juga keturunan trah ke-14 Raden Joko Kembang Kuning, Tri Hartanto menegaskan, sejatinya Wayang Beber merupakan pusaka Majapahit yang diboyong ke Desa Gedompol.

Foto Dalang muda yang juga keturunan trah ke-14 Raden Joko Kembang Kuning, Tri Hartanto tengah menunjukkan rupa Wayang Beber. (Al Ahmadi/Ketik.co.id)Dalang muda yang juga keturunan trah ke-14 Raden Joko Kembang Kuning, Tri Hartanto tengah menunjukkan rupa Wayang Beber. (Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Menurutnya, demi menjaga kesakralan dan keaslian, Wayang Beber khas Pacitan tetap harus dipertahankan yakni seperti pagelaran ruwatan, penggunaan bahasa, dan beragam atribut sedemikian rupa harus tetap original.

Sedangkan dalam konteks perkawinan budaya atau modernisasi, dia masih akan dilakukan perundingkan dengan pemerintah daerah.

"Ya nanti disuruh untuk berunding dulu dengan Bupati, dan ke depannya setiap yang punya hajat manten itu harus menanggap (mengundang) wayang beber meskipun hanya 20an menit," tuturnya, Jumat (13/10/2023).

Sejarah Wayang Beber ialah menceritakan kisah asmara Raden Panji Joko Kembang Kuning dengan Dewi Sekar Taji. Wayang Beber terdiri dari 24 gulungan.

Lebih lanjut, terdapat sebuah aturan yang tak tertulis, yakni pada gulungan terakhir tidak diperbolehkan untuk digelar atau dibuka. Bahkan tak seorang pun berani melanggar ketentuan tersebut.

"Ada 24 gulungan berisi cerita, sampai sekarang gulungan yang terakhir tidak boleh dibuka sampai sekarang," tutur Tri Hartanto yang saat ini masih memiliki gulungan asli Wayang Beber.

Pemkab Pacitan sendiri juga berkomitmen untuk melestarikan Wayahg Beber. Sebab, kesenian asli Pacitan itu merupakan bagian dari sejarah kebudayaan, yang diharapkan dapat lebih dikenal dan dipahami oleh lintas generasi. Sehingga tidak hanya dirasakan oleh para pelaku seni saja. Namun harus mengakar rumput mulai anak-anak hingga dewasa.

"Intinya seiring berkembangnya zaman, budaya asli Pacitan tidak boleh hilang. Ya nanti akan kami komunikasikan ke Bupati, terkait juga rencana wayang beber kontemporer itu," ucap Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten (Disparbudpora) Pacitan, Turmudi. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan WAYANG BEBER PACITAN pemkab pacitan KESENIAN PACITAN disparbudpora pacitan Raden Panji Joko Kembang Kuning Dewi Sekar Taji Budaya Nusantara