Lima Tahun Hidup Tanpa Listrik, Keluarga di Arjosari Pacitan Terpaksa Gunakan Lampu LED 5 Mili

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Marno

24 Maret 2024 14:57 24 Mar 2024 14:57

Thumbnail Lima Tahun Hidup Tanpa Listrik, Keluarga di Arjosari Pacitan Terpaksa Gunakan Lampu LED 5 Mili Watermark Ketik
Kepala Keluarga, Juki tengah memegang lampu LED kecil yang digunakan untuk menerangi rumahnya saat matahari mulai terbenam. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Satu keluarga di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terpaksa hidup tanpa aliran listrik selama lima tahun terakhir.

Berawal dari rumah mereka yang terdampak bencana di tahun 2017 lalu. Akhirnya keluarga ini harus pindah di rumah bantuan di dusun lain, tetapi belum memiliki akses listrik yang cukup memadai.

Saat ditemui ketik co.id di kediamannya, keluarga tersebut adalah pasangan suami istri Juki dan Tumini. Mereka tinggal bersama satu orang anaknya di sebuah rumah sederhana di RT 03 RW 06, Dusun Gading, Desa Temon, Kecamatan Arjosari.

Saat menjelang petang rumah miliknya gelap gulita bak rumah kosong tak berpenghuni. Hanya tampak semburat cahaya kecil biru dari dalam rumah berasal dari lampu LED ukuran 5 mili untuk penerangan di malam hari.

Lampu LED tersebut dibelinya menggunakan baterai yang harus diisi ulang secara berkala di rumah tetangganya.

"Karena keterbatasan ekonomi keluarga kami tak mampu untuk memasang jaringan listrik ke pihak PLN. Di rumah yang lama di Dusun Sengon itu sudah terpasang listrik, tapi di sini belum," ungkap Juki kepada ketik.co.id, Minggu (24/3/2024).

Juki sempat numpang listrik dengan saudaranya. Namun nahas, ia merasa tak enak lantaran keberadaannya dirasa kian membuat resah pihak lain bahkan keberatan.

"Pernah ikut sama saudara juga ikut membayar Rp 20 ribu pe rbulan, pakai 2 lampu tiap malam. Tapi membuat saudara malah kesulitan. Ketimbang tidak tentram mending kami tidak usah pakai listrik sekalian," ucapnya.

Sehari-hari, Juki bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu. Terkadang ia juga buruh serabutan untuk mendapatkan rupiah tambahan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, Ia mengaku sudah cukup kesulitan, apalagi untuk memasang jaringan listrik. Penghasilannya yang tak seberapa, cukup untuk makan sehari-hari saja terbilang masih untung

"Kadang ya jadi kuli cangkul, dan buruh tani. Tapi kalau hanya pas musim panen," ungkap pria berusia 38 tahun itu,

Akibat hidup tanpa listrik, keluarga Juki mengalami banyak kesulitan. Anak semata wayangnya kesulitan belajar di malam hari karena tidak ada penerangan.

Selain itu, mereka tidak bisa menggunakan peralatan elektronik yang memerlukan daya.

"Kesulitannya kalau hidup tanpa listrik. Paling kalau anak jadi susah belajar, kalau malam ya gelap gulita. Karena tidak punya TV, pentingnya hanya untuk mengecas senter kalau saat ini," tuturnya.

Kendati demikian, Juki mengaku keluarganya sudah terbiasa hidup tanpa listrik. "Ya sudah lima tahun ini hidup tanpa listrik, Alhamdulillah sudah terbiasa. Tiap malam pakai lampu kecil ini yang saya buat sendiri," ujar Juki.

Keluarganya berharap pemerintah dapat membantu keluarganya untuk mendapatkan akses listrik. Kekhawatirannya bukan pada biaya per bulan, namun hanya pada saat pemasangan meteran.

"Kalau untuk biaya per bulan kami masih kuat. Tapi kalau untuk pemasangan meteran itu kisaran Rp 3 jutaan, kalau segitu kami belum mampu. Tidak apa-apa mending seperti ini saja," pintanya

Seperti orang tua lainnya, Juki dan Tumini ingin anaknya bisa belajar dengan nyaman dan keluarganya bisa hidup layak.

"Harapan kami, pemerintah atau pihak lainnya membantu kami untuk pemasangan listrik. Pengen lihat anak bisa belajar dengan nyaman," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan listrik Arjosari