KETIK, SURABAYA – Antusiasme masyarakat untuk menyambut Tahun Baru 2024 mulai terlihat di Kota Surabaya. Sebab, toko penjual kembang api dan terompet dari gas laris manis. Sementara terompet tiup yang terbuat dari kertas jarang terlihat di jalanan kota Surabaya.
Mereka yang merayakan akhir tahun ini lebih suka meniup terompet gas. Terompet jenis ini sering digunakan oleh para suporter sepak bola. Sementara, warga kota yang enggan keluar rumah, lebih suka menyulut kembang api.
Toko Kembang Api di Jalan Banyuurip, Surabaya sejak dua lari lalu banyak didatangi pembeli .Mereka yang datang di toko ini menjual berbagai jenis kembang api. Kembang api yang dijual di toko tersebut diimpor dari China.
“Berbagai jenis kembang api kami jual di tempat ini”, kata Han, pemilik toko.
Dia mengatakan, omset penjualan kembang api tahun ini cukup lumayan bila dibandingkan dengan tahun lalu. Mereka yang membutuhkan kembang api untuk merayakan penutup tahun 2023 bukan saja warga kota Surabaya. Ada juga peminat dari Lamongan dan Sidoarjo. Pedagang asongan kembang api pun ada yang membeli di toko ini.
H. Sumrali, salah seorang warga kota Surabaya, pekan lalu lalu memborong kembang api. Sumarli yang akrab disapa Abah Ali ini merogoh kocek sekitar Rp 1,5 juta untuk membeli berbagai jenis kembang api.
Lima jenis kembang api yang yang dibeli Abah Ali tidak disulut pada malam tahun baru di Surabaya. Tapi kembang api tersebut akan disulut di salah satu kampung di Ponorogo.
"Semua kembang api yang saya beli ini akan saya sulut di rumah mertua di Ponorogo. Biar di sana suasana malam tahun baru lebih meriah”," ujar pria yang tinggal di kawasan Tandes, Surabaya.
Seperti dikatahui, kembang api yang biasanya disulut itu untuk memeriahkan pesta, memperingati hari kemerdekaan, pergantian, dan berbagai perayaan lainnya.
Kembang api yang dijual di pasaran terdiri dari delapan jenis. Yaitu, jenis kembang api Sparkie, Roman Candies, Dandelion, Pinwhel, Repeaters, Crysantemum, Gliter dan Palm. Kembang api dan mercon, pertama kali ditemukan di Tiongkok pada abad ke 9.
Kemeriahan malam menjelang tahun baru 2024, di Surabaya juga akan terdengar bunyi terompet dan kembang api yang berhamburan di langit.
Bila suasana tidak hujan semua titik jalan, warga keluar rumah menyambut kedatangan tahun baru 2024. Hal ini sudah menjadi tradisi warga Kota Surabaya dan kota-kota lain.
Di Surabaya, tahun ini akan terdengar bunyi terompet gas. Sementara terompet tradisional yang bahannya terbuat dari kertas karton sudah jarang dijual di pinggir jalan.
Yoyok, salah satu suporter sepak bola, misalnya, setiap akhir tahun lebih suka menggunakan terompet gas. Terompet jenis ini suaranya lebih keras, karena tinggal memencet tompolnya tanpa harus meniup seperti terompet tradisional.
"Lebih praktis menggunakan terompet gas. Terompet jenis ini muda dibeli”, katanya.
Lelaki yang aktif jadi suporter Persebaya ini mengaku membeli terompoet gas secara online. Harga terompet berukuran kecil hanya sekitar Rp 35.000 dan ukaran besar Rp 85.000. “Kalau habis hanya isi gasnya,” katanya.
Sebagian warga kota yang tinggal di perkambungan juga tak melewatkan pergantian tahun tersebut. Mereka ada menyiapkan hidangan menu ikan bakar. Menu makanan ini disuguhhkan saat terdengar bunyi petasan mercon dan kembang api.(*)