KETIK, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Asosiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Indonesia (UNAI) merayakan Hari Internasional Pemuda dengan tema 'Memberdayakan Kaum Muda di Indonesia: Digitalisasi Menuju Masa Depan Berkelanjutan' di Jakarta, Sabtu (10/8/2024).
Tema ini menekankan kolaborasi berkelanjutan antara Pemerintah Indonesia dan PBB dalam memanfaatkan teknologi digital demi pembangunan berkelanjutan. Fokus khusus tema ini adalah kaum muda terutama yang berada di daerah terpencil.
"Ini adalah momen penting bagi kita semua, terutama bagi kaum muda," kata Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam sambutannya.
"Acara yang kita hadiri bersama ini mengangkat tema yang sangat relevan bagi zaman ini: 'Memberdayakan Kaum Muda di Indonesia: Jalur Digital Menuju Masa Depan Berkelanjutan'. Tema ini menegaskan bahwa masa depan kita, masa depan bangsa, berada di tangan para pemuda, yang mampu memanfaatkan teknologi digital sebagai alat transformasi menuju keberlanjutan," tambahnya.
Indonesia membuat kemajuan yang stabil dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mencapai 62%. Juga dalam trek yang benar menurut data pemerintah.
Meskipun kemajuan ini menggembirakan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan semua target tercapai pada tenggat waktu sampai 2030.
Dalam konteks ini, populasi Indonesia yang besar dan relatif muda menawarkan peluang berharga untuk pengembangan. Dengan lebih dari 48% populasi di bawah 30 tahun, individu muda ini memiliki potensi untuk mempengaruhi masa depan bangsa secara signifikan.
Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia (tengah) bersama Quentino Adzandra, USG DPD UNA in Indonesia (kiri) dan Siska Widyawati, National Communication Officer Pusat Informasi PBB di Indonesia (UNIC) pada acara Youth on Digital Initiatives UNA Indonesia di Kantor PBB indonesia, Jakarta. (Foto:PBB for Ketik.co.id)
Gita Sabhwarwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia mengatakan,Teknologi digital adalah hal yang amat vital dan membantu menjembatani kesenjangan, menciptakan peluang serta mendorong inovasi di semua sektor masyarakat.
"Melalui kemitraan kami dengan pemerintah Indonesia, kami berkomitmen untuk memastikan manfaat ini mencapai semua sudut negeri, terutama berdampak pada kehidupan muda di komunitas terpencil," ucapnya.
Dia menambahkan, melibatkan kaum muda di daerah terpencil dalam upaya digitalisasi sangat penting. Itu karena keterlibatan mereka memastikan manfaat teknologi mencapai semua segmen masyarakat serta berkontribusi pada pembangunan yang lebih seimbang dan inklusif.
Pada acara ini pembicara di serangkaian lokakarya pendidikan dan konferensi mengeksplorasi bagaimana strategi digital diintegrasikan dalam inisiatif Pemerintah-PBB untuk mengatasi isu kritis seperti ketahanan pangan, pendidikan, pekerjaan dan kesehatan.
Pembicara di lokakarya tersebut termasuk para ahli dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) dan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF).
Konferensi dibuka oleh Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi Publik dan Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika; Dr Felipe Paulier, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Pemuda dan Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Gita Sabhwarwal.
Acara Hari International Pemuda ini diadakan di kantor PBB Indonesia dan disiarkan secara hybrid dalam dua hari. Konferensi ini menarik sekitar 850 peserta online dan 50 peserta tatap muka.
Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia menyampaikan sambutannya dalam rangka memperingati Hari Pemuda Internasional pada acara Youths on Digital Initiatives UNA Indonesia di Kantor PBB Indonesia, Jakarta. (Foto: PBB for Ketik.co.id)
Quentino Adzandara Junandar, Wakil Sekretaris Jenderal Departemen Pengembangan Program UNA Indonesia mengatakan, menyediakan alat digital yang tepat bagi para pemuda memungkinkan mereka berkontribusi aktif dalam membangun masa depan inklusif.
"Inisiatif ini sangat penting untuk membuat individu muda menyadari bagaimana teknologi digital dapat mendorong pembangunan berkelanjutan dan melibatkan mereka secara langsung dalam upaya ini," ucapnya.
Diskusi menampilkan Kemitraan Multi-Pemangku Kepentingan Transformasi Digital. Juga didukung oleh koalisi dua belas entitas PBB. Inisiatif ini berfokus pada menjembatani kesenjangan digital dan mempromosikan pendidikan digital inklusif dengan tujuan mengatasi tantangan seperti kemiskinan, perubahan iklim dan ketidaksetaraan.
Menutup acara, Sabhwarwal menekankan pentingnya partisipasi pemuda. "Antusiasme dan ide inovatif dari pemuda kita adalah kunci saat kita maju dengan solusi digital untuk tantangan masa depan," jelasnya.
Dia menambahkan, keterlibatan aktif pemuda sangat penting untuk terus memanfaatkan peluang besar yang disajikan oleh transformasi digital demi mencapai masa depan yang berkelanjutan.
Keterlibatan dan pemberdayaan pemuda juga merupakan inti dari reformasi yang diusulkan oleh Sekretaris Jenderal PBB saat ini. Isu itu akan dibahas oleh pemimpin global di KTT Masa Depan di New York pada September mendatang.
KTT tersebut akan mengusulkan cara-cara untuk sistematis memasukkan perspektif pemuda ke dalam tata kelola nasional dan global. Serta cara-cara untuk meningkatkan penggunaan teknologi digital yang inklusif untuk pembangunan. (*)
