H Subandi, Mas Iin, dan Risiko Tinggi di Pilkada Sidoarjo 2024

Editor: Fathur Roziq

2 September 2024 00:11 2 Sep 2024 00:11

Thumbnail H Subandi, Mas Iin, dan Risiko Tinggi di Pilkada Sidoarjo 2024 Watermark Ketik
Oleh: Fathur Roziq*

Dag-dig-dug. Ketegangan partai-partai politik itu pun akhirnya mencair. Kamis malam, 29 Agustus, 2024. Itulah klimaks ketegangan prosesi pencalonan pasangan cabup dan cawabup peserta Pilkada Sidoarjo 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo.

H Subandi telah menentukan pilihannya. Tidak mencalonkan diri lewat partai yang dia pimpin sendiri. Ada pertarungan pikiran. Ada konflik batin. Di tengah pertempuran berbagai kepentingan yang meledak-ledak di dalam maupun di luar partai, lelaki kelahiran 23 Oktober 1972 itu memilih bersikap sebagai seorang satria yang gentleman.

H Subandi berprinsip seorang calon kepala daerah harus teguh pada komitmen. Memegang kuat-kuat janji. Seorang pemimpin tidak boleh memberikan contoh yang tidak baik kepada rakyatnya. Pemimpin daerah harus memegang kata-kata. Menjawab janji dengan bukti. Klarifikasi itu disampaikan dalam kronologi yang disusunnya.  

H Subandi memilih bergandengan dengan ”partner setia” dari awal pencalonan hingga mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo. Hanya dengan tiga partai kursi di parlemen, majulah H Subandi ke palagan kontestasi. Bersama Hj Mimik Idayana. Saling pegang komitmen. Teguh. Yakin.

Pasangan H Subandi-Hj Mimik Idayana masih membutuhkan banyak pemikir. Perancang infrastruktur yang canggih. Juga peracik strategi yang jitu dan ciamik. Politik yang asyik, manuver nan cantik.  

Bukankah di era pemerintahan ini telah ada infrastruktur itu? Digital software sampai tingkat RT-RW.

Kekuatan karakter calon sudah tampak. H Subandi sudah lekat sebagai figur yang merangkul. Mudah dekat dengan beragam lapisan masyarakat. Sopan dan loman. Kalau saja rajin-rajin silaturahmi digital, tentu efektif, efisien, dan kekinian. Lebih-lebih bila murah hati memberi hadiah. Pasti lebih hebat lagi.                            

                                                     ***

Mas Iin (Achmad Amir Aslichin) lebih muda. Dia lahir pada 5 Juni 1977. Namun, sosok Mas Iin sangat matang. Tenang. Lentur. Penuh perhitungan. Detail sejak di tataran strategi sampai taktik. Fokus pada tujuan. Selalu terbuka untuk menerima beragam masukan.

”Saya Mas, kalau sudah niat maju, tidak akan pernah mundur,” ucap Mas Iin pada suatu kesempatan. Ketika ramai wacana bumbung kosong Pilbup 2024 ini, saya sangat-sangat tidak percaya itu bakal terjadi.

Saat ini, boleh dikata, Mas Iin telah berhasil memenangi posisi start Pilkada Sidoarjo 2024 ini. Rekom PKB yang semula diformat Subandi-Mas Iin bisa jatuh ke tangannya. Awal yang cemerlang. Rekom PKB itu tentu tidak hanya soal tiket untuk maju.

Mengapa? Di dalam PKB-lah berkumpul para politikus dengan jam terbang tinggi. Puluhan tahun Kabupaten Sidoarjo didominasi. Sekalipun, saat jumlah kursi PDIP di DPRD Sidoarjo lebih tinggi pada periode 1999--2004, PKB tetap menang.

Selain itu, Mas Iin sendiri memang berpengalaman lebih dari 15 tahun di pemerintahan. Apalagi, sosok-sosok di sekelilingnya sekarang rata-rata figur politikus ulung. Dr Emir Firdaus, H Usman MKes, Dhamroni Chudlori, Sumi Harsono, dan lain-lain. Ada pula ketua-ketua partai pemilik kursi di DPRD Sidoarjo. Belum lagi politisi muda yang begitu melek teknologi. Komplet. 

Slogan ”Mari Bung rebut kembali” seakan menggelar karpet merah untuk Mas Iin masuk ke PKB Sidoarjo. Budaya tegak lurus DPC PKB kepada DPP PKB sangat kuat.

Tidak ada yang diragukan dari pasangan Mas Iin dan Abah Edi Widodo. Hanya, perlu kemampuan menjaga kesolidan pengusung dan pendukung. Gerbong gemuk memerlukan dorongan tenaga lebih. Bahan bakar besar. Mungkin vitamin dan gizi tinggi.

                                                                ***

 

Sekarang, palagan Pilkada Sidoarjo 2024 telah terbentang. Pertandingan dimulai. Dua pasang kandidat sama-sama siap berkontestasi. Pada akhirnya, masyarakat Kabupaten Sidoaro harus memilih.

Siapa yang terkuat dan akan menang? Kemenangan bukanlah tujuan sejati kontestasi ini. Memajukan daerah dan menyejahterakan rakyat yang utama. Saat ini, juga masih terlalu dini bagi siapa saja untuk melakukan selebrasi. Proses menuju Pendopo Delta Wibawa masih panjang.

Pilkada Sidoarjo 2024 bukan cuma soal jumlah partai pengusung, melainkan figur yang diusung. Gambar calon yang akan dicoblos di tempat pemungutan suara. Kedua pasangan punya hitung-hitungan kekuatan. Kelebihan dan kekurangan.

Satu hal penting. Kabupaten Sidoarjo termasuk dalam kluster merah daerah penyelenggara pilkada. Kabupaten dengan risiko tinggi. Terutama dalam hal netralitas aparatur sipil negara (ASN). Persaingan head to head dua pasangan calon riskan menimbulkan polarisasi. Lebih-lebih bila wacana yang dimunculkan cenderung keras dan kasar.  

Proses Pilkada Sidoarjo 2024 memerlukan tingkat profesionalitas yang super. Jajaran penyelenggara, pengawas pilkada, pasangan kontestan, maupun stakeholders lainnya. Tolok ukur nasional.

Media massa diharapkan mulai menempatkan diri menjadi wasit yang adil dan independen. Menjaga keseimbangan pertandingan. Menghindarkan diri dari jebakan konflik kepentingan. Bagaimana kalau ada yang merusak lapangan? (*)

 

*) Fathur Roziq, redaktur dan jurnalis senior Ketik.co.id yang bertugas di Sidoarjo

 **) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

*) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

**) Ketentuan pengiriman naskah opini:

• Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.

• Berikan keterangan OPINI di kolom subjek

• Panjang naskah maksimal 800 kata

• Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP

• Hak muat redaksi

 

 

 

Tombol Google News

Tags:

Pilkada Sidoarjo 2024 H Subandi Mas Iin Hj Mimik Idayana KPU Sidoarjo Partai Politik Sidoarjo Calon Bupati Sidoarjo Calon Wakil Bupati Sidoarjo