Dari Ronda Malam Hingga Diundang Tampil, Jamus Kalimosodo Terus Kenalkan Musik Patrol

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Muhammad Faizin

2 Maret 2024 23:15 2 Mar 2024 23:15

Thumbnail Dari Ronda Malam Hingga Diundang Tampil, Jamus Kalimosodo Terus Kenalkan Musik Patrol Watermark Ketik
Pertunjukan dari Paguyuban Jamus Kalimosodo, bermula dari jaga ronda malam. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Paguyuban Jamus Kalimosodo terus mengenalkan budaya Musik Patrol kepada masyarakat dan generasi muda. Paguyuban ini semula terbentuk akibat berkumpulnya para warga untuk berjaga ronda saat malam hari. Peralanan panjang paguyuban ini membawa mereka semakin dikenal oleh masyarakat.

Supriyanto selaku Ketua Paguyuban Jamus Kalimosodo menjelaskan kelompok pemusik patrol tersebut telah terbentuk sejak tahun 2012. Paguyuban Jamus Kalimosodo saat ini telah memiliki sekitar 52 anggota yang terdiri dari beragam kalangan, mulai anak-anak, remaja, hingga lansia.

"Awalnya tiap sore dan malam kami jagongan, terus ada ide untuk membuat ronda malam. Akhirnya lama-lama kita tambah alat musik terus dipadukan dengan alat musik lainnya dan jadilah Jamus Kalimosodo. Kita kan orang Indonesia, utamanya orang Jawa, jadi kita sebagai penerus musik tradisional Jawa," ujar Supriyanto, Sabtu (2/3/2024).

Saat sedang tampil, para anggota akan membawa beberapa alat musik seperti kentongan dari bambu dan dipadukan dengan drum band. Dengan beragam alat musik tersebut, para anggota melakukan aransemen instrumen lagunya sendiri. Beberapa lagu diambil dari lagu-lagu Jawa yang tengah populer di masyarakat.

Foto Paguyuban Jamus Kalimosodo saat sedang menyajikan musik patrol di Pendopo Agung Kabupaten Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)Paguyuban Jamus Kalimosodo saat sedang menyajikan musik patrol di Pendopo Agung Kabupaten Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

Tak hanya itu, ketika memainkan alat musik, para personil juga melakukan gerakan-gerakan sederhana yang lucu dan menghibur. Hal tersebut membawa paguyuban dari Wajak, Kabupaten Malang itu meraih beragam penghargaan dan telah diundang untuk mengisi kegiatan berbagai instansi.

"Dari 2012 kami sudah pernah diundang di 800 lebih kegiatan. Kami juga sudah pernah juara 1 dari 23 grup di Festival Patrol tingkat Kecamatan Wajak. Kemudian juara 2 lomba musik patrol Ramadan di Krida Budaya, tingkat Kabupaten Malang. Dan pernah ikut kegiatan lomba juga di Makodam V Brawijaya, saat itu masih masa kepemimpinan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo," jelasnya.

Kiprah mereka dalam bermusik patrol rupanya tidak hanya dikenal di kalangan warga Malang Raya. Paguyuban Jamus Kalimosodo juga telah beberapa kali diundang tampil di Surabaya, Tulungagung, Blitar, dan juga Kediri.

Supriyanto mengaku hasrat untuk memberikan wadah bagi generasi muda dalam mengembangkan budaya dan kesenian Jawa, menjadi faktor utama yang membuat paguyuban tersebut bertahan hingga sekarang.

"Ke depan kita akan ikut event lagi dan terus menggali potensi dan membenahi kekurangan kami. Kita sebagai orang di kampung, ingin memberikan wadah kepada generasi muda untuk mengembangkan dan melestarikan musik tradisional daerah, ciri khas asli musik Jawa," tuturnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Musik Patrol Musik Daerah Komunitas Musik Patrol Paguyuban Jamus Kalimosodo Musisi Jawa Kesenian Jawa Timur Ronda malam