Cegah Ekstremisme, Hasanuddin Wahid: Santri Selalu Pancasilais!

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Naufal Ardiansyah

15 Juli 2023 09:10 15 Jul 2023 09:10

Thumbnail Cegah Ekstremisme, Hasanuddin Wahid: Santri Selalu Pancasilais! Watermark Ketik
Hasanuddin Wahid saat berada di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'in Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Anggota Komisi X DPR RI M Hasanuddin Wahid terus mendorong implementasi ideologi Pancasila terutama pada santri. Menurutnya melalui Pondok Pesantren, para santri telah diberikan pemahaman Pancasila dan cinta tanah air.

Ditemui di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'in, Kota Malang, Sekretaris Jenderal DPP PKB tersebut menyerukan bahwa santri selalu Pancasilais, memegang teguh nilai-nilai Pancasila.

"Santri itu selalu Pancasilais! Tidak mungkin Pondok Pesantren, Kiyai, atau Bu Nyai tidak mengajarkan cinta tanah air dan bangsa. Dimana ada Pesantren, dan dimana ada santri, mereka menjadikan Pancasila sebagai ideologi dasar negara," seru pria yang akrab dipanggil Cak Udin pada Sabtu (15/7/2023).

Foto Hasanuddin Wahid, Anggota DPR RI (foto: Lutfia/Ketik.co.id)Hasanuddin Wahid, Anggota DPR RI saat diwawancarai awak media. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

Ia meyakini bahwa setiap sila dalam Pancasila pasti diamalkan secara langsung dalam pengasuhan santri di Pesantren. Seperti pelajaran mudzakarah dan bahtsul masail yang memuat nilai-nilai musyawarah seperti yang tertuang pada sila keempat Pancasila. 

Semua nilai-nilai tersebut diajarkan tanpa campur tangan pemerintah. Tak heran jika Cak Udi menyatakan bahwa santri lebih Pancasilais daripada kelompok lainnya.

"Mereka diajari tolong menolong sesama manusia apapun agamanya, serta sila-sila Pancasila sudah pasti santri diajari semua. Pesantren mengajarkan itu semua tanpa diajarkan oleh negara. Mereka lebih Pancasilais daripada kelompok yang lain," sambung Cak Udin.

Kendati tetap ada kemungkinan pondok pesantren disusupi paham ekstremis, namun persentasenya cenderung kecil. Terlebih jika pondok pesantren tersebut beraliran Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, maupun pesantren lain yang meyakini Ahlussunah Wal Jamaah.

"Kita harus jadikan pondok pesantren supaya tidak eksklusif, dan terbuka kepada seluruh pihak. Kalau ada pondok pesantren mengajarkan paham ekstremis, berarti telah menciderai hakikat dari pesantren itu sendiri," tegasnya.

Perlu diingat bahwa pondok pesantren telah memberikan kontribusi besar atas kemerdekaan Negara Indonesia. Alih-alih mencurigai, lebih penting melibatkan masyarakat pesantren dalam menggencarkan ideologi Pancasila. 

"Banyak pejuang dari pesantren seperti Laskar Sabilillah Hisbullah, dan yang perang pada peristiwa 10 November dulu itu ada Kyai dan santri. Ketika kita belum punya tentara yang cukup kuat, pesantren ikut berbondong-bondong. Justru perlu mengajak mereka kerjasama dengan pemerintah dan seluruh masyarakat," ujar Cak Udin.

Jikapun pada akhirnya tetap ditemukan paham-paham yang tak selaras dan melanggar prinsip Pancasila, harus dilakukan langkah-langkah hukum. Mengingat kedaulatan Pancasila berada dalam sistem hukum yang berlaku di Indonesia. (*)

Tombol Google News

Tags:

Hasanuddin Wahid Cak Udin pkb DPR RI Kota Malang Hidayatul Mubtadi'in