Boradi, Pedagang Keliling asal Pacitan, Kayuh Sepeda Lintasi Jalanan Demi Sesuap Nasi

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Muhammad Faizin

20 Januari 2024 08:40 20 Jan 2024 08:40

Thumbnail Boradi, Pedagang Keliling asal Pacitan, Kayuh Sepeda Lintasi Jalanan Demi Sesuap Nasi Watermark Ketik
Boradi, pedagang buah yang tak kenal lelah mengayuh sepeda di usia senjanya. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Kisah inspiratif datang dari seorang pedagang keliling asal Pacitan, Jawa Timur. Pria ini bernama Boradi (59), setiap hari dirinya mengayuh sepeda tua melintasi jalanan demi sesuap nasi.

Sebagai penjual sermiyer dan buah durian, ia harus menempuh jarak hampir sembilan kilo untuk menuju pusat kota. Menerjang angin, dan lalu lalang pengendara kendaraan bermesin. 

Sepeda tua yang dikayuhnya sesekali berhenti di perempatan dan gang warga, di mana dengan telaten ia menawarkan barang jualannya.

Dengan raut wajah yang tak pernah muram, Boradi menjalani rutinitas tersebut setiap hari sejak muda. Ia menjadi penjual keliling sejak usia belasan tahun. 

Meski wajahnya lusuh dan keringat menetes di dahinya, namun sepanjang berbincang dengan Ketik.co.id, ia senantiasa tersenyum penuh semangat.

Kotak kayu bekas tempat buah ia usung menggunakan sepeda. Tak lain, ia manfaatkan bahan ala kadarnya itu sebagai wadah dagangan.

Setiap kali berangkat, pasti wadahnya selalu tampak penuh berisi buah durian, ada sekitar delapan buah durian yang dibawanya hari ini.

"Hari ini lagi jual durian dari Kecamatan Kebonagung. Besok-besok kalau panennya sepi jualan sermiyer lagi," ujarnya kepada ketik.co.id menggunakan bahasa Jawa.

Foto Boradi tengah melayani pembelian durian dagangannya. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Boradi tengah melayani pembelian durian dagangannya. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Boradi bekerja tak menentu, jam kerjanya bukan laiknya pekerja kantoran, berangkat pagi dan pulang sore. Namun terkadang, lantaran kondisi cuaca maupun dagangan belum habis ia terpaksa harus pulang larut malam.

"Terkadang baru bisa pulang jam 11 malam, tidak pulang juga sering. Apalagi pas musim penghujan seperti saat ini," kisahnya.

Boradi tidak memiliki istri. Rumah bersama orang tuanya di RT 01 RW 07 Dusun Karangsono, Desa Banjarjo kini sudah tak ditempati. Sekarang ia hidup bersama dengan saudaranya.

Penghasilan Boradi cukup pas-pasan. Namun, ia bersyukur masih diberikan kesehatan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

"Alhamdulillah sekarang masih sehat. Kalau jual sermiyer bisa untung sampai Rp30 ribuan, tapi untuk durian mau dapet segitu saja susah," kata Cak Bor sapaan akrabnya.

Meski hanya sedikit, ia selalu percaya bahwa Allah SWT akan selalu memberikan yang terbaik untuk dirinya.

Boradi mengaku sempat mengalami kejadian yang membuatnya terpukul. Tempo lalu, uang hasil jualannya dicuri oleh orang tak dikenal.

"Saya pernah sampai di hipnotis orang di Bengkal, Tanjungsari Pacitan, sampai habis-habisan diambil uang saya Rp1 juta 662 ribu," ujar Boradi.

Foto Sepeda dan beberapa perbekalan yang dibawanya untuk berdagang keliling. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Sepeda dan beberapa perbekalan yang dibawanya untuk berdagang keliling. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Namun, kejadian itu tidak membuatnya menyerah. Dengan kepribadian kuat, Boradi bukanlah pengemis.

Sejak dulu, ia memilih menjadi pedagang bukan karena desakan nasib, melainkan sebagai peluang untuk mengais rezeki.

Di tengah keterbatasan, ia tidak gigih berusaha dan tak pernah berharap menjadi beban bagi orang lain.

Pun ia mengaku, taat beribadah merupakan kunci dan hal wajib bagi Boradi. Sesekali ia berhenti di masjid untuk menunaikan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim.

"Ya kuncinya berusaha, tapi yang wajib adalah selalu beribadah kepada gusti Allah SWT," kata Boradi.

Hidup Boradi penuh dengan perjuangan. Namun, ia percaya bahwa ibadah adalah jalannya untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

Meski usianya tidak lagi muda, tekadnya tidak luntur, dan semangatnya menjadi inspirasi bagi generasi milenial untuk selalu bersyukur atas takdir Tuhan.

Hampir setiap hari, dapat ditemui di jalanan. Sepeda tua Boradi melaju melintas gang warga Pacitan. Pun pria satu ini begitu tegar dalam menjalani hidup.

Kisah hidupnya, yang penuh semangat dan ketabahan, mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah di tengah badai kehidupan. (*)

Tombol Google News

Tags:

kisah inspiratif BORADI PACITAN KISAH PEDAGANG KELILING Pedagang tua pedagang lansia