Berguru ke YouTube, Tukang Parkir Pacitan Sukses Bikin Lukisan Bakar

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Marno

6 Juni 2023 12:01 6 Jun 2023 12:01

Thumbnail Berguru ke YouTube, Tukang Parkir Pacitan Sukses Bikin Lukisan Bakar Watermark Ketik
Supriadi (40) tengah tunjukkan hasil Lukisan Bakarnya di Rumahnya, Selasa, (6/6/2023) (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Masyarakat Pacitan memang memiliki Kreativitas Seni yang tidak ada habisnya. Salah satunya, Tukang Parkir Supriadi (40) warga asal RT 2 RW 2 Dusun Salamrejo, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Jawa Timur. Dia sukses menekuni usaha lukis bakar dan olahan batok (tempurung) kelapa.

Kegiatan sehari-hari bapak satu anak itu menjadi juru parkir. Ia bekerja setiap pagi hingga siang, untuk menata dengan menertibkan kendaraan yang parkir di area timur Pasar Kebonagung.

Masyarakat tidak menyangka, di balik pekerjaan menjadi juru parkir, ternyata dia memiliki usaha kreatif yakni lukisan bakar dan olahan batok kelapa. 

Supri mulai menekuni usahanya sejak 2 tahun yang lalu. Bermula dari keinginannya memanfaatkan barang bekas yang melimpah. Kemudian, ia memanfaatkan barang bekas itu untuk dijadikan media kreativitasnya pengganti kanvas.

"Sebetulnya karena tidak kuat membeli cat lukis dan kanvas, saya memanfaatkan bahan-bahan di sekitar kita kan banyak. Pokonya barangnya mudah dimanfaatkan, seperti limbah triplek, batok kelapa dan lainnya. Ibaratnya kelapa yang dimakan tupai, sudah bisa dimanfaatkan untuk usaha kesenian," tutur Supri, Selasa, (6/6/2023).

Tidak melalui pendidikan khusus, ia mendapat keterampilan itu secara otodidak, melalui tutorial pada tayangan Youtube. Menurutnya pengalaman juga didapat dengan melalui banyak percobaan alias belajar dari kesalahannya.

"Gurunya ya YouTube, apalagi sekarang banyak dimudahkan dengan banyaknya perkembangan zaman," kisahnya.

Dalam prosesnya, ia melukis menggunakan solder (mesin pirography) yang dimodifikasi dengan ditambahkan penguat panas. Setelah mesin menghasilkan panas tinggi hingga terjadi pembakaran, barulah ia mencoretkan ujung pena pada triplek, batok kelapa atau media lainnya hingga menjadi karya yang indah.

Lanjut Supri, kesulitannya ada pada pembuatan bentuk wajah manusia, khususnya bagian mata, bibir dan hidung. Pasalnya jika terjadi kesalahan, menghapusnya harus menggunakan amplas, itu pun akan mengurangi kualitas dari lukisan.

"Kalau wajah itu sudah tidak mirip, akan jadi orang lain, untuk menghapusnya menggunakan mesin amplas dan harus hati-hati, sebisa mungkin tidak salah," lanjutnya.

Foto Beberapa Lukisan yang sudah siap dipajang pada dinding rumah (FOTO: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Beberapa Lukisan yang sudah siap dipajang pada dinding rumah (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Ia membutuhkan waktu 1 hingga 3 hari, untuk menyelesaikan satu lukisan seukuran kertas A4. Namun, hal itu tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitannya, apabila semakin sulit bisa sampai satu minggu.

Harga yang dipatoknya beragam, salah satunya bergantung pada kerumitan gambar yang dibuat. Semisal area wajah ia mematok harga Rp 300 ribu per wajah, untuk gambar pemandangan, kaligrafi harganya Rp150 ribu.

Untuk olahan batok kelapa, yang berupa perabotan rumah tangga dan hiasan, ia menjualnya dengan harga mulai dari Rp10 ribuan. 

Sementara ini ia hanya menggunakan media triplek dan batok kelapa dengan permintaan yang beragam. Namun semisal diminta menggunakan media kayu atau lainnya, ia tidak menolak.

Supri memasarkan karyanya melalui, kegiatan pameran, media sosial Instagram dan WhatsApp. Dari banyaknya pembeli, kebanyakan digunakan untuk hadiah diacara pernikahan, acara ulang tahun kekasih, hiasan rumah dan berbagai kegiatan. 

Dari penjualan lukisan dan olahan batok, omzet yang ia dapati kisaran Rp1 juta 500 ribu perminggu. Omzetnya tergantung banyaknya permintaan atau tidak.

Supri berharap, agar ke depannya lebih berkembang lagi terutama produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang kerajinan alias kriya. Apalagi, sejauh ini kriya di Pacitan masih membutuhkan perhatian lebih dari Pemerintah Daerah.

"Potensi berkembangnya kriya itu sangat besar, didukung oleh wisata di Pacitan, kalau bisa agar perekonomian berkembang. Produk souvernir jangan ada yang dari luar daerah,  agar perajin kriya disupport dan ada yang betul-betul mewadahi," pungkasnya.

Sebagai informasi, untuk pemesanan lukisan dan olahan seni batok kelapa karya Supriadi, dapat dipesan melalui akun Instagram @adhi.art20. (*)

Tombol Google News

Tags:

Lukis bakar kerajinan Ekonomi kreatif pacitan UMKM Wisata Seniman