Acara Reses Anggota DPRD Jatim Fraksi PDI-P di Kabupaten Blitar Berakhir Ricuh

Jurnalis: Favan Abu Ridho
Editor: Mustopa

31 Januari 2024 06:04 31 Jan 2024 06:04

Thumbnail Acara Reses Anggota DPRD Jatim Fraksi PDI-P di Kabupaten Blitar Berakhir Ricuh Watermark Ketik
Peserta reses Guntur Wahono saat kericuhan terjadi, Selasa (30/1/2024) (foto: Favan/ketik.co.id)

KETIK, BLITAR – Anggota DPRD Jatim Fraksi PDI-P Dapil 7 Guntur Wahono, mengadakan reses di Desa Bendosewu Kecamatan Talun Kabupaten Blitar, Selasa (30/1/2024) malam. Namun, acara reses yang diikuti ratusan peserta ricuh karena tidak mendapat uang transport.

Akhirnya, acara yang menampung aspirasi masyarakat itu, bubar sebelum waktunya. Informasi yang dihimpun media online nasional ketik.co.id menyebutkan, sejak pukul 19.30 WIB para undangan sekitar 300 orang mulai berdatangan. Di sini, panitia hanya menyiapkan paket berisi minyak goreng dan kaos.

Namun para undangan sudah mulai gelisah setelah, memeriksa bingkisan tidak ada uang transportnya. Begitu Guntur Wahono mulai meminta program apa saja yang dikehendaki masyarakat Bendosewu, satupun tidak ada yang bertanya. Celetukan suara sumbang dari undangan belakang meminta uang transport.

Suasana mulai gaduh. Akhirnya, Guntur Wahono berpamitan pulang dulu, dengan dalih masih ada kegiatan lagi. Bahkan sebelum meninggalkan tempat, ia berpesan, kalau ada aspirasi bisa dicatat. Hal ini membuat suasana tambah gaduh. Dari belakang mulai merangsek ke depan terjadilah saling dorong hingga beberapa undangan berjatuhan.

Kondisi benar-benar kacau. Suara jeritan dan beberapa kursi saling terlempar. Para peserta sudah berhamburan saling menyelamatkan diri. Beberapa peserta berjatuhan. Kondisi mencekam, akhirya ratusan undangan berhamburan keluar sambil melempar dan membuang kaos tanda kecewa.

Supangat, salah satu panitia menyayangkan terjadinya kericuhan. “Awalnya lancar-lancar saja, dipicu teriakan beberapa peserta minta uang transport. Kami sayangkan, acara akhirnya bubar,” tuturnya.

Sedangkan salah satu peserta, Dyantok menjelaskan, acara reses mestinya ada uang transpornya. “Gegernya dipicu uang transport. Begitu berdesakan dan saling dorong, akhirnya bubar saling mengamankan diri,” jelasnya.

Foto Guntur Wahono saat acara reses, Selasa (30/1/2024) (foto: Favan/ketik.co.id)Guntur Wahono saat acara reses, Selasa (30/1/2024) (foto: Favan/ketik.co.id)

Sebagai informasi, dilansir dari Kominfo Jatim, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim turun melakukan jaring aspirasi pada konsituennya di daerah pilihan (dapil) masing-masing. Wakil rakyat yang melaksanakan masa reses ini mendapatkan uang Rp 42,5 juta per orang.

Anggaran tersebut akan digunakan oleh anggota dewan untuk sewa gedung, makan dan minum, uang transportasi bagi mereka yang datang, hingga untuk sewa sound sistem.

Sementara itu, pihak Guntur Wahono saat dikonfirmasi melalui telepon menjelaskan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal kericuhan saat reses. Terkait uang transport memang tidak disediakan, dan diganti dengan program untuk masyarakat.

"Saya tidak tahu tentang ricuh semalam, saya udah pulang waktu ada ricuh. Kalo uang transport memang tidak ada dan diganti program," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Blitar Kabupaten Blitar PDI - P RESES Ricuh