Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas yang Paling Keras Kepala

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

7 Agustus 2024 04:58 7 Agt 2024 04:58

Thumbnail Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas yang Paling Keras Kepala Watermark Ketik
Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar. (Foto: X@BRICSinfo)

KETIK, JAKARTA – Hamas resmi menunjuk Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dibunuh di Teheran, Iran.

"Terpilihnya Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat menjadi martir, semoga [Tuhan] mengasihaninya," demikian pernyataan yang dilansir Al Jazeera pada Rabu (7/8/2024).

Sinwar diketahui berada di Gaza. Ia menentang upaya Israel untuk membunuhnya sejak dimulainya perang pada Oktober lalu.

Profil Yahya Sinwar

Lahir pada tahun 1962 di Khan Younis, Sinwar sering digambarkan sebagai salah satu pejabat tinggi Hamas yang paling keras kepala.

Ia berulang kali ditangkap oleh Israel pada awal tahun 1980-an karena keterlibatannya dalam aktivisme anti-pendudukan di Universitas Islam di Gaza.

Setelah lulus, ia membantu mendirikan jaringan pejuang untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel. Kelompok tersebut kemudian menjadi Brigade Qassam, sayap militer Hamas.

Sinwar bergabung dengan Hamas sebagai salah satu pemimpinnya segera setelah kelompok itu didirikan oleh Shaikh Ahmad Yasin pada tahun 1987.

Tahun berikutnya, ia ditangkap oleh pasukan Israel dan dijatuhi hukuman seumur hidup atau setara dengan 426 tahun penjara, atas tuduhan terlibat dalam penangkapan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat tersangka mata-mata Palestina.

Ia menghabiskan 23 tahun di penjara Israel di mana ia belajar bahasa Ibrani dan menjadi ahli dalam urusan Israel dan politik dalam negeri.

Ia dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang membebaskan tentara Israel Gilad Shalit, yang telah ditangkap oleh Hamas.

Setelah dibebaskan, Sinwar dengan cepat naik pangkat di Hamas lagi. Pada tahun 2012, ia terpilih menjadi biro politik kelompok itu dan ditugaskan untuk berkoordinasi dengan Brigade Qassam.

Ia memainkan peran politik dan militer terkemuka selama serangan tujuh minggu Israel terhadap Gaza pada tahun 2014. Tahun berikutnya, Amerika Serikat (AS) melabeli Sinwar sebagai "teroris global yang ditunjuk secara khusus".

Pada tahun 2017, tokoh Kemerdekaan Palestina ini menjadi kepala Hamas di Gaza, menggantikan Haniyeh, yang terpilih sebagai ketua biro politik kelompok tersebut.

Tidak seperti Haniyeh, yang telah melakukan perjalanan ke berbagai daerah dan menyampaikan pidato selama perang yang terus berlanjut di Gaza, hingga pembunuhannya, Sinwar telah bungkam sejak 7 Oktober 2023 lalu.(*)

Tombol Google News

Tags:

Hamas Yahya Sinwar pengganti Ismail Haniyeh Profil Yahya Sinwar