Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin Serukan Empat Bingkai untuk Jaga Kerukunan

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Gumilang

19 Januari 2024 12:04 19 Jan 2024 12:04

Thumbnail Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin Serukan Empat Bingkai untuk Jaga Kerukunan Watermark Ketik
Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin usai mengisi kuliah tamu di Unisma. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin hadir mengisi kuliah tamu di Universitas Islam Malang (Unisma) pada Jumat (19/1/2024). Dalam kuliah tamu tersebut, Ma'ruf Amin menyerukan tentang empat bingkai dalam menjaga kerukunan antar masyarakat.

Empat bingkai tersebut selaras dengan upaya dalam membangun moderasi dalam beragama. Menurut pria yang menduduki kursi RI 2 itu, dengan menggunakan kerangka berfikir moderat, situasi nasional maupun global dapat terus terawat.

"Kekacauan negara ini karena kita tidak berfikir moderat dan juga karena kepentingan sesaat. Menurut Al-Quran, orang yang selamat ialah orang yang memiliki akal sehat dan juga hati yang bersih dalam mengambil setiap langkah," ujarnya di hadapan para mahasiswa.

Bingkai pertama yang harus dibangun dalam menjaga kerukunan ialah bingkai politis. Dalam hal ini diperlukan kesepakatan nasional untuk menjaga nilai-nilai keberagaman. Ia mencontohkan usulan khilafah yang sempat ramai digaungkan, tidak dapat diterapkan di Indonesia.

"Khilafah memang islami, tetapi kita punya kesepakatan bahwa negara kita adalah republik. Kalau kita menggantinya, namanya kita menyalahi kesepakatan. Maka saya bilang tidak bisa khilafah dimasukkan di Indonesia, bukan karena kita tidak islami tapi kita punya kesepakatan," tegasnya.

Kedua ialah bingkai yuridis, di mana aturan-aturan yang telah tertuang harus selalu dijaga dan dihormati. Kemudian ketiga ialah bingkai sosiologis yang menyangkut tentang local wisdom. Menurut Ma'ruf Amin, sering ditemukan persoalan-persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan kedua bingkai sebelumnya.

"Terkadang ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan cara politis maupun yuridis, tetapi bisa dengan kearifan lokal," ucapnya.

Terakhir ialah teologi kerukunan, yang mengharuskan seseorang untuk berfikir agama secara moderat. Di tengah-tengah bangsa yang berbeda, teologi konflik tetap memiliki peluang untuk timbul.

Namun Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa setiap agama memiliki sisi perbedaan dan juga kesamaan. Oleh karena itu narasi yang harus sering didengungkan ialah mengarah pada narasi kerukunan, bukan narasi konflik.

"Dulu ada kelompok yang sukanya memaki, itu teologinya bukan kerukunan tapi teologi konflik. Teologi kerukunan dengan pemahaman moderat menjadi kunci dan salah satu bingkai kerukunan nasional dan bangsa," jelasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

UNISMA Universitas Islam Malang Wakil Presiden RI Wapres Ma'ruf Amin Ma'ruf Amin RI 2 ke Unisma Kota Malang Moderasi Beragama menjaga kerukunan