Terapkan Tanpa Sampah Plastik Sekali Pakai, Terkendala di Pasar Tradisional

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Marno

7 Juli 2024 06:31 7 Jul 2024 06:31

Thumbnail Terapkan Tanpa Sampah Plastik Sekali Pakai,  Terkendala di Pasar Tradisional Watermark Ketik
Proses pemilahan sampah plastik yang dilakukan Siti Umi Hanik, Rabu (3/7/2024). (Foto: dokumen pribadi untuk ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Kota Surabaya sudah menerapkan pada minmarketi, supermarket hingga pasar modern tanpa menggunakan plastik untuk membungkus belanjaaan. Hal ini yang mengakibatkan jumlah sampah plastik di Surabaya mulai berkurang.

"Kalau dilihat saat ini sudah banyak pusat perbelanajaan di mall maupun minimarket maupun supermarket bahkan pasar modern sudah menerapkan tidak menggunakan plastik sekali pakai. Namun yang susah penerapan ini di pasar tradisional," ucap Co-Founder Nol Sampah Siti Umi Hanik kepada Ketik, Rabu (3/7/2024).

Dengan menerapkan peraturan wali kota (Perwali) nomor 16 tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya, Hanik menilai jika jumlah sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo berkurang. "Pada tahun 2024 sekitar 1.600 ton per hari. Dari volume sampah tersebut, 60 persen didominasi oleh organik," ucapnya.

Berdasarkan penghitungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sampah plastik di Surabaya mengalami penurunan antara 1,5 hingga 2 ton per hari. Penghitungan dilakukannya dari kebiasaan berapa banyak toko dan pasar modern menggunakan plastik per hari.

Meskipun begitu, Hanik menilai penerapan perwali tersebut susah diterapkan di pasar tradisional yang masih menggunakan plastik sekali pakai. "Ini yang terus diupayakan untuk mengatasi masalah sampah plastik," jelasnya.

Foto Siti Umi Hanik saat ada di Jepang untuk studi banding ke Jepang untuk pwngelolaan sampah plastik, Rabu (3/7/2024). (Foto: dokumen pribadi untuk Ketik)Siti Umi Hanik saat  studi banding ke Jepang untuk pwngelolaan sampah plastik, Rabu (3/7/2024). (Foto: dokumen pribadi untuk Ketik.co.id)

Tidak hanya pasar tradisional saja, namun masalah penggunaan plastik sekali pakai juga masih terjadi di mall kecil atau tenant yang ada di mall. "Penggunaan plastik ini masih ada di mall jadi harus benar-benar diterapkan perwali itu," ucapnya.

Dengan kondisi ini, wanita asal Lamongan ini menilai perlu adanya menitoring dan evaluasi yang harus diterapkan oleh dinas terkait. "Jadi harus betul-betul tegas dalam penerapan perwali tersebut agar Surabaya terhindar dari sampah plastik," bebernya.

Saat ini tidak hanya sampah plastik sekali pakai, namun banyaknya sampah sendok, dan garpu plastik cukup banyak di TPA Benowo. "Sampah sendok dan grapu plastik ini cukup banyak yang membuat kondisi ini harus benar-benar diatasi," jelasnya.

Dengan kondisi ini, Hanik berharap di hari tanpa sampah plastik, Kota Surabaya bisa terhindar dari sampah plastik sekali pakai. "Jika penerapan perwali itu diterapkan saya jamin jumlah sampah plastik sekali pakai di TPA Benowo akan semakin turun drastis," ucapnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Transparan Hari Tanpa Sampah Kantong Plastik sampah Siti Umi Hanik LSM Nol Sampah Surabaya Jawa timur