Sumber Air Baku Menjadi Solusi Atasi Krisis Air di Pacitan

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

27 September 2023 09:29 27 Sep 2023 09:29

Thumbnail Sumber Air Baku Menjadi Solusi Atasi Krisis Air di Pacitan Watermark Ketik
Keberadaan sumber air baku di pelosok desa yang tengah digali untuk dioptimalkan Pemkab Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan, Jawa Timur menggali keberadaan sumber air baku di pelosok desa yang dirasa belum berfungsi secara maksimal guna menjadi solusi mengatasi krisis air bersih dampak kekeringan panjang.

Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pacitan, Edi Nurcahyo, sebenarnya potensi air baku di wilayahnya cukup banyak. Hanya saja, aksesibilitas masih menjadi kendala.

"Seperti jaraknya yang jauh, sumbernya yang dari bawah dan perlu diselang ke atas, dan juga perkara komunikasi antar masyarakat jika sumber air berada di wilayah lain," katanya kepada media online nasional ketik.co.id, Rabu, (27/9/2023).

Menurut data Dinas PUPR Pacitan, terdapat 853 titik sumber mata air yang teridentifikasi pada tahun lalu. Kini, titik-titik tersebut tengah dilakukan pengoptimalan kembali.

Meski demikian, kata Edi, beberapa kendala masih menjadi isu krusial yang belum dapat diatasi sepenuhnya sehingga sumber air belum dapat di akses untuk kebutuhan warga di wilayah setempat. Terutama minimnya peralatan untuk menyedot air dan belum adanya sistem pipanisasi yang memadai.

"Kemarin juga sudah ditemukan sumber air seperti di Desa Katipugal, Kecamatan Kebonagung, lalu Sambong, Pacitan dan wilayah lain. Alhamdulillah, saat ini sudah dilakukan instalasi air bersih di beberapa desa hingga ke titik sasaran yang diharapkan masyarakat," sebutnya.

Foto Sumber air yang masih melimpah ditengah kemarau panjang di Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Sumber air yang masih melimpah ditengah kemarau panjang di Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Ada juga desa yang memiliki sumber air melimpah. Akan tetapi, pengalokasiannya hanya dimanfaatkan oleh beberapa kepala keluarga lantaran belum diupayakan secara maksimal.

"Beberapa desa yang memiliki sumber air melimpah, tapi belum optimal, cuma digunakan oleh tiga kepala keluarga," ucap Edi Sherin sapaan akrabnya.

Dinas PUPR saat ini terus berupaya menyediakan air baku dengan pemanfaatan sumur bor yang sudah ada maupun sumber air di lokasi sekitar yang terdampak kekeringan. "Seperti itu yang perlu masyarakat maupun pemerintah desa maksimalkan," ajaknya.

Hal itu juga mengacu terhadap arahan Bupati Pacitan agar mengoptimalkan sumber air dan pemenuhan air baku di daerah kekeringan, selain penyaluran air bersih yang terus digencarkan oleh pemerintah maupun komunitas sipil.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Erwin Andritmoko, mengungkapkan kekhawatirannya menyoal dampak yang lebih besar dari kekeringan saat ini. 

Seperti diketahui, jumlah warga terdampak kekeringan per 19 September 2023 mencapai 20.945 jiwa atau 8.923 Kepala Keluarga, meliputi 97 dusun di 34 desa dan 11 kecamatan. Meski demikian, dari 73 desa di periode sebelumnya sekarang tinggal 34 desa.

"Namun angka jiwa yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih dibanding tahun-tahun sebelumnya cenderung menyusut banyak," ujarnya, Rabu (27/9/2023). 

BPBD Pacitan mengungkapkan, bahwa langkah cepat untuk membantu warga yang memerlukan pasokan air bersih sejauh ini berupa pengiriman terjadwal, kepada desa yang bersurat telah dilayani sesuai kebutuhan warga.

"Dalam situasi darurat seperti ini, kolaborasi antar instansi dan partisipasi masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi masalah krisis air di Kabupaten Pacitan," pungkas Erwin. (*)

Tombol Google News

Tags:

pemkab pacitan KRISIS AIR pacitan kemarau panjang