Plank Pejuang yang Hilang di Paindoan Labuhanbatu Kembali Ditancapkan di Hari Kemerdekaan

Jurnalis: Joko Gunawan
Editor: M. Rifat

18 Agustus 2024 01:01 18 Agt 2024 01:01

Thumbnail Plank Pejuang yang Hilang di Paindoan Labuhanbatu Kembali Ditancapkan di Hari Kemerdekaan Watermark Ketik
DHC BPK 45 Labuhanbatu, anak pejuang tergabung di sejumlah organisasi, perwakilan keluarga pejuang serta pemrakarsa foto bersama di pusara pejuang Perkuburan Muslim Paindoan Rantauprapat (17/8/2024). (Foto: Joko/Ketik.co.id)

KETIK, LABUHAN BATU – Sejumlah plank tanda pejuang terbuat dari besi atau disebut dengan bambu runcing yang sempat hilang, akhirnya kembali ditancapkan di pusara pejuang di Perkuburan Muslim Paindoan Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara, Sabtu (17/8/2024).

Pemasangan itu dilakukan Dewan Harian Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan (DHC BPK) 45 Labuhanbatu, DPC Hipakad, DPC PPM, perwakilan anak pejuang serta tokoh muda pemerhati nilai juang, usai mengikuti upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 RI.

Ketua DHC BPK 45 Labuhanbatu, H Rustam Hasibuan SH mengucapkan terima kasih kepada pemuda yang telah menggagas kegiatan tersebut, walau dapat dikatakan dengan waktu dan situasi yang singkat.

Menurutnya, terpenting adalah sikap dan tindakan yang memperlihatkan bahwa kita merupakan orang yang terus dan selalu mampu menghargai jasa para pejuang ataupun pahlawan.

"Terpenting bagi kita adalah niat sudah dilaksanakan. Perasaan mungkin biasa, tetapi biar sama-sama tahu inilah perbedaan kita. Sebab, tidak semua dan bisa sembarangan memasang bambu runcing ini," sebutnya.

Terhadap anak pejuang, biasanya terdapat nilai tambah di mata masyarakat. Bagaimana tidak, secara otomatis maka sikap dan tindakan akan selalu didasari rasa-rasa juang.

"Otomatis ada nilai tambah. Kenapa, pertama kita harus mampu menjaga marwah orangtua kita, karena tertulis bahwa kita anak pejuang. Inilah nilai, harus menjaganya. Selain itu, kitab wajib menanamkan rasa saling menghargai dalam kehidupan," pesan Rustam.

Sementara, H Syam Hasri SH ditunjuk mewakili keluarga pejuang menjelaskan apa yang dilakukan dan disaksikan hari itu, bukanlah diperuntukkan untuk masa kini, melainkan kisah anak cucu mendatang.

"Termasuk apa yang dilakukan orang tua kita dahulu, juga bukan untuk mereka. Lebih jauh, ada bakal angkatan kita, anak cucu pejuang yang membutuhkan ini, setidaknya dia tahu bahwa dia anak pejuang," sebutnya.

Terhadap sosok muda selaku pemrakarsa yang tergerak hatinya kembali mengadakan plank pejuang yang hilang, dia mengucapkan terima kasih. 

"Terima kasih atas sudut pandang kita ke depan. Ini semua tidak ada yang salah, atas apa yang ditancapkan kami ucapkan terima kasih, baik kepada DHC BPK 45 Labuhanbatu, organisasi anak pejuang maupun pemrakarsa," terang Syam Hasri.

Terpisah, Tommy selaku pemrakarsa disela-sela penancapan secara simbolis plank tanda pejuang mengutarakan, kerelaannya merupakan bentuk bahwa dirinya juga merupakan cucu dari seorang anggota veteran.

Putra dari DR HC Sujian/Acan anggota DPRD Provinsi Sumut periode 2014-2019 itu menambahkan, apa pun kegiatan positif yang akan dilakukan, dirinya siap untuk turut serta, terlebih jika berhubungan dengan nilai-nilai juang.

"Kakek saya juga seorang pejuang, ayah hingga kini masih sebagai Bendahara PD PPM Provinsi Sumut. Maka secara otomatis, darah pejuang masih mengalir di tubuh saya. Kapan pun saya siap turut serta dalam hal positif, apalagi berkaitan dengan pejuang," paparnya.

Amatan, pemancangan atau penancapan kembali plank tugu tanda pejuang di pusara pejuang yang sempat hilang itu, juga dihadiri Ketua Hipakad Labuhanbatu, Andi Patidana Siagian serta anggota, Wakil Sekretaris PPM Labuhanbatu, R Muharris Sumego beserta anggota. (*)

Tombol Google News

Tags:

DHC BPK 45 PPM HIPAKAD Perkuburan Muslim Pejuang Hilang Bambu Runcing Kemerdekaan RI Labuhanbatu Sumut