Mendiang Istri Dapat Gelar Anumerta, Pengukuhan Pasangan Guru Besar UMM Berlangsung Haru

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Muhammad Faizin

9 Maret 2024 09:23 9 Mar 2024 09:23

Thumbnail Mendiang Istri Dapat Gelar Anumerta, Pengukuhan Pasangan Guru Besar UMM Berlangsung Haru Watermark Ketik
Prof Aris bersama sang anak yang memegang foto almh Prof Maftuchah. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Suasana haru mewarnai pengukuhan pasangan Guru Besar dari Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (9/3/2024). 

Saat ditemui usai pengukuhan, Prof. Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si., IPU, ASEAN Eng. menjelaskan telah lama mempersiapkan pengukuhan tersebut bersama mendiang istrinya, Prof. Dr. Ir. Maftuchah, M.P. Namun ternyata takdir berkata lain. Pada 13 Februari 2024 lalu, sang istri telah berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa. 

"Kebetulan memang direncanakan bersama. Maunya kita menjadi pasangan guru besar namun ternyata Allah berkehendak lain. Tapi ini bagian dari penghargaan kepada istri saya karena sudah melampaui capaian tertinggi untuk karirnya sebagai dosen," ujar Prof Aris. 

Selama ini Prof Maftuchah aktif dalam penelitian mengenai bahan bakar nabati, khususnya dalam mengembangkan bahan bakar dari tanaman jarak pagar. Melalui Prof Maftuchah, selama beberapa tahun terakhir ini pengembangan dan penelitian terkait bahan bakar nabati dari jarak pagar menjadi salah satu perhatian UMM.

"Sampai dulu ada konferensi di luar negeri, Pak Muhadjir Effendy (mantan rektor UMM, sekarang Menko PMK) menelpon, suruh nyiapkan power point karena ditanya parlemen di Eropa. Ini generasi keempat mungkin nanti bahan bakar untuk mesin jet di luar negeri karena kita masih menggunakan sawit," jelasnya. 

Saat rangkaian pengukuhan guru besar berlangsung, Prof Aris terlihat beberapa kali mengusap air matanya. Menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI, Prof Maftuchah turut tampil di layar monitor menjelaskan tentang disertasinya. 

Foto Prof Aris yang terlihat mengusap air matanya saat rangkaian prosesi pengukuhan guru besar. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)Prof Aris yang terlihat mengusap air matanya saat rangkaian prosesi pengukuhan guru besar. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

Berkat kerja keras dan ketekunannya, Prof Maftuchah sempat diajak kerja sama dengan perusahaan asing untuk mengembangkan tanaman hasil rekayasa genetik. 

"Ibu saat S3 juga membuat padi yang tahan dengan hama penggerek batang dengan cara rekayasa genetik. Ada rekonstruksi DNA, istri saya kerja sama dengan Amerika. Diambilkan gen dari mikroba sehingga saat ulat menggerek, dia mati karna keracunan protein yang dihasilkan padi bisa. Protein itu bisa merusak usus serangga," terangnya. 

UMM pun secara khusus mengukuhkan Prof Maftuchah sebagai guru besar dengan status anumerta. Pengukuhan ini merupakan kali pertama dilakukan oleh UMM sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada dosen, khususnya Prof Maftuchah. 

"Saya sangat terimakasih pada UMM karena menghargai apa yang dicapai oleh dosen-dosennya. Jadi tidak hanya sekadar meninggal terus lupa.  Selama hidup kita juga berkorban untuk pencapaian tertinggi di bidang kami, untuk eksistensi lembaga. Bukan masalah sudah meninggalnya tapi memoriumnya karena dia meninggal belum dikukuhkan," katanya. 

Pernikahan antara dua guru besar tersebut telah berlangsung sejak tahun 1994. Selama itu pula, keduanya sepakat untuk saling mendukung dan berkembang bersama. 

Dalam pengukuhan tersebut, Prof Aris juga menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Aplikasi Teknologi DNA Dalam Penguatan Strategi Konservasi Sumber Daya Genetik Ternak di Indonesia. Ia membahas mengenai keunggulan ternak lokal di Indonesia untuk dapat dikembangkan dan memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi. 

"Ternak lokal jangan sampai tergerus hilang karena tertarik dengan impor sapi lainnya. Konsepnya justru impor dijadikan untuk pengembangan tapi jangan sampai punya kita sendiri hilang. Karena sudah lama dikembangkan di Indonesia, dia sudah tahan terhadap kondisi lingkungan. Apalagi di Indonesia sebagian besar muslim dan butuh untuk kurban itu potensi ekonominya tinggi," tutup Prof Aris. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Universitas Muhammadiyah Malang UMM Guru Besar UMM Pengukuhan Guru Besar UMM Guru Besar Anumerta UMM Guru Besar Anumerta Profesor