KETIK, JAKARTA – Terkait maraknya isu Bisphenol A (BPA) yang diberitakan berbahaya bagi kesehatan, dokter dan influencer Tirta Mandira Hudhi atau yang lebih akrab disapa dokter tirta akhirnya angkat bicara, menurutnya penggunaan BPA pada galon air mineral yang terbuat dari polikarbonat itu tidak berbahaya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan batas aman migrasi BPA ke pangan, yaitu 0,06 miligram jika terjadi peluruhan. Selain digunakan pada kemasan galon, zat BPA yang digunakan untuk membuat plastik juga ditemukan pada kemasan makanan lain.
"Artinya kalau masih jauh di bawah ambang batas BPOM ya berarti aman," ujar Tirta di akun Instagramnya @Dr.Tirta.
Pria yang merupakan sarjana kedokteran dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menambahkan berbagai penelitian yang telah dipublikasikan juga menunjukkan bahwa kadar BPA dalam galon masih jauh di bawah ambang batas yang aman.
"Ambang batas BPOM hampir sama dengan standar yang ditetapkan oleh FDA Amerika Serikat, yakni 0,05 miligram," tambahnya.
Tirta menuturkan berdasarkan penelitian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bahkan menunjukkan tidak ada migrasi BPA dari galon ke air minum, membuktikan bahwa menggunakan galon guna ulang sangat aman.
BPA hanya akan berbahaya jika melebihi ambang batas. Secara matematis, seseorang perlu meminum 10.000 liter air sekaligus agar BPA bisa membahayakan kesehatan.
"Batas aman yang ditetapkan sudah memperhitungkan itu. Jadi, kalau terkonsumsi di bawah ambang batas, aman-aman saja,"paparnya.
Sementara itu, pakar polimer ITB, Prof. Akhmad Zainal Abidin, menjelaskan bahwa migrasi BPA baru bisa terjadi jika galon dipanaskan dengan suhu diatas 70 derajat celcius. Pemanasan plastik BPA di atas suhu 70°C bisa melepaskan BPA ke air.
"Namun, tubuh manusia dapat mengeluarkan BPA yang masuk melalui mekanisme urine dan keringat, sehingga paparan normal tidak memberikan dampak berbahaya," pungkasnya.(*)