KETIK, SURABAYA – Untuk memperingati Hari Kesehatan, perempuan diingatkan pentingnya menjaga kesehatan wanita Indonesia dari ancaman kanker, khususnya kanker serviks dan payudara.
Dua jenis kanker ini menjadi penyebab utama angka kematian pada wanita di Indonesia, namun dengan deteksi dini dan edukasi yang tepat, risiko tersebut dapat dikurangi.
Menyadari Kanker Payudara
Kanker payudara adalah jenis kanker yang berkembang dari sel-sel di jaringan payudara, terutama di saluran (duktus) dan lobulus yang memproduksi susu.
Kanker ini terjadi ketika sel-sel di payudara mengalami perubahan atau mutasi genetik yang menyebabkan mereka tumbuh dan membelah secara tidak terkendali, sehingga membentuk massa atau tumor.
Dokter Umum di Medicelle Clinic dr. Amira Cholid Bawazeer menjelaskan kanker payudara menjadi penyebab utama kematian pada wanita, sementara kanker serviks berada di posisi kedua.
"Kalau wanita sebenarnya, penyakit yang paling banyak dikenai wanita itu kan yang mematikan itu kan yaitu kanker cerviks dan kanker payudara," jelasnya saat ditemui Ketik.co.id pada Minggu 10 November 2024.
dr Amira menambahkan penyakit ini sangat berbahaya, tetapi dengan deteksi dini, edukasi, dan perawatan yang tepat, risiko kematian akibat keduanya dapat dikurangi secara signifikan.
Ia menekankan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan rutin seperti Sadari (periksa payudara sendiri).
"Nah yang screening awalnya yaitu kalau usianya masih muda dimulai dari Sadari atau pemeriksaan payudara sendiri dilakukan tiap bulan," ucapnya.
Ia memberikan tips untuk melakukan Sadari yaitu di sepuluh hari setelah menstruasi dengan cara meraba dan memeriksa apakah di sekitar payudara, terdapat benjolan yang tidak bergerak.
dr Amira juga menegaskan, wanita penderita kanker biasanya memiliki riwayat keluarga yang terserang kanker.
Di usia wanita ke 35 tahun, dr Amira mengingatkan agar dilakukan pemeriksaan menyeluruh melalui mammografi.
"Kalau dia mempunyai riwayat keluarga dengan kanker payudara, umur 35 tahun ke atas mulai dilakukan mamografi,"
"Kalau tidak punya riwayat keluarga terkena kanker payudara mempunyai faktor risiko di umur 40 tahun ke atas mulai dilakukan mamografi," imbuh dokter di Medicelle Clinic Surabaya ini.
dr Amira membeberkan mengenai tanda-tanda payudara terjangkit kanker mulai adanya benjolan yang tidak bergerak, puting mengeluarkan cairan saat tidak menyusui, adanya lesung di sekitar payudara.
Tak hanya itu, puting tertarik ke dalam atau retraksi, pori-pori payudara mirip dengan kulit jeruk.
Pentingnya mengetahui Kanker Serviks
Kanker serviks adalah jenis kanker yang berkembang di leher rahim (serviks), yaitu bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina.
Mengenai kanker serviks, dr Amira juga mengacungi jempol untuk pemerintah karena sudah melakukan vaksinasi HPV untuk pencegahan kanker serviks pada masyarakat.
"Program pemerintah sudah melakukan pencegahan dengan vaksin HPV pada usia anak-anak 9-12 tahun sudah diberikan di SD tapi itu cuma 2 strain," paparnya.
dr Amira menambahkan pentingnya dilakukan papsmear bagi yang sudah melakukan hubungan seks, agar mengetahui risiko kanker serviks.
"Jadi kalau belum pernah berhubungan, langsung divaksin (HPV), kalau sudah pernah berhubungan, harus didahului oleh papsmear, dilihat sudah ada gejala apa belum," terang dr Amira.
Pentingnya melakukan papsmear sebanyak 3 sampai 5 tahun sekali bagi perempuan yang dipastikan tidak terjangkit kanker serviks.
"Kalau ada virusnya harus berkala dipapsmear, virusnya itu muncul dari aktivitas seksual, karena termasuk penyakit menular seksual," pungkasnya. ,(*)