Kanada versus Denmark: Kisah Perang Paling Sopan Sepanjang Sejarah

Jurnalis: Muhammad Faizin
Editor: Mustopa

25 Oktober 2024 18:08 25 Okt 2024 18:08

Thumbnail Kanada versus Denmark: Kisah Perang Paling Sopan Sepanjang Sejarah Watermark Ketik
Pulau Hans, yang terletak diantara Kanada versus Denmark. (Quickworld.com)

KETIK, SURABAYA – Serangan mendadak yang dilakukan kelompok Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, seolah menjadi peniup dimulainya perang terbuka di Timur Tengah. 

Eskalasi konflik meluas makin parah setelah Israel diduga kuat membunuh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Iran, beberapa pekan lalu. 

Kekhawatiran akan perang terbuka di Timur Tengah terlihat dari melonjaknya harga minyak mentah dunia dalam beberapa waktu belakangan. 

Perang memang selalu menghadirkan ketakutan bagi hampir setiap manusia. Namun, dalam sejarah dunia, adapula perang yang tidak menakutkan. 

'Perang' antara Kanada versus Denmark ini bahkan disebut-sebut sebagai perang paling sopan sepanjang sejarah peradaban manusia di muka bumi. 

Padahal, konflik kedua negara ini sudah berlangsung selama beberapa tahun. Perang ini disebut sebagai 'Perang Whisky' mengacu pada peletakan whisky atau minuman beralkohol yang dilakukan salah satu pihak. 

Alih-alih diwarnai kekerasan atau pertumpahan darah, perang ini justru berlangsung dalam suasana penuh humor dan kesantunan, menjadikannya salah satu konflik terunik sepanjang sejarah modern.

Pertikaian ini tidak terjadi di medan perang, melainkan di sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni, yakni Pulau Hans, yang terletak di perbatasan perairan antara Greenland (teritori Denmark) dan Kanada.

Pulau Hans, dengan luas hanya sekitar 1,3 kilometer persegi, terletak di Selat Nares antara Greenland dan Kepulauan Arktik Kanada. Meski kecil dan tidak berpenghuni, pulau ini tetap dianggap strategis karena lokasinya yang berada di jalur perairan yang penting.

Ketegangan ini berawal pada tahun 1933, ketika Mahkamah Internasional Permanen menetapkan Pulau Hans sebagai bagian dari Denmark. Namun, putusan tersebut tidak serta-merta menyelesaikan masalah, karena baik Kanada maupun Denmark masih terus mengklaim pulau tersebut.

Perang Whisky dimulai pada tahun 1984 ketika pihak Kanada mendirikan bendera di Pulau Hans, yang bertujuan untuk menegaskan klaim mereka atas wilayah tersebut. Tidak hanya bendera, mereka juga meninggalkan sebotol whisky Kanada sebagai tanda "penaklukan".

Tak mau kalah, Denmark membalas dengan mengirim pasukan ke pulau tersebut, mengganti bendera Kanada dengan bendera Denmark, dan meninggalkan sebotol schnapps, minuman keras tradisional Denmark, beserta catatan yang berbunyi "Selamat datang di Denmark".

Aksi balas membalas ini berlanjut selama beberapa dekade, di mana setiap kali tentara atau pejabat dari salah satu negara berkunjung ke Pulau Hans, mereka akan mengganti bendera lawan, menanamkan bendera negara mereka sendiri, dan meninggalkan sebotol minuman nasional.

Meskipun tampak konyol, 'perang' ini berlangsung dalam suasana penuh humor tanpa ada ketegangan yang serius. Kedua belah pihak tidak pernah memperlihatkan niat untuk menggunakan kekerasan, sehingga konflik ini pun sering dianggap sebagai semacam "perang simbolik."

Pada akhirnya, setelah bertahun-tahun "pertempuran bendera dan minuman keras", kedua negara memutuskan untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara damai dan diplomatis.

Pada 2022, Kanada dan Denmark mencapai kesepakatan untuk membagi Pulau Hans secara resmi, menjadikannya sebagai satu-satunya pulau yang secara fisik dibagi oleh dua negara berdaulat di dunia. Pulau itu kini terbelah di tengah, dengan separuh dikelola oleh Kanada dan separuh lainnya oleh Denmark (melalui Greenland).

Dengan tercapainya kesepakatan ini, Perang Whisky, pun resmi berakhir, menandai berakhirnya salah satu konflik teritorial yang paling sopan dan unik sepanjang sejarah modern.

Hingga kini, Perang Whisky akan selalu diingat dunia internasional sebagai perang simbolik yang bisa diselesaikan dengan bijaksana. Sebuah cara langka yang ditempuh dua bangsa dalam menyelesaikan sengketa teritorial tanpa menggunakan kekerasan atau konflik serius. 

Ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat dunia, bahwa diplomasi disertai humor bisa menjadi cara alternatif pengganti solusi militer untuk menjaga kepentingan nasional sebuah negara. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Kanada versus Denmark Pulau Hans Perang Whisky Whisky War Perang Wiski Unik sejarah