Inggris Berharap Presiden Jokowi Berhasil Damaikan Ukraina dan Rusia

Jurnalis: Shinta Miranda

30 Juni 2022 12:50 30 Jun 2022 12:50

Thumbnail Inggris Berharap Presiden Jokowi Berhasil Damaikan Ukraina dan Rusia Watermark Ketik
Presiden Jokowi dan PM Inggris Boris Johnson.(foto: Reuters)

KETIK, SURABAYA – Inggris melalui duta besarnya di Jakarta, Owen Jenkins, menyambut baik lawatan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia yang tengah berlangsung guna mendorong perdamaian.
"Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden RI Jokowi Widodo dan berharap kunjungan internasional Presiden Jokowi dalam rangka misi perdamaian membuahkan kesuksesan," bunyi rilis Kedubes Inggris pada Kamis (30/6/2022)

Inggris mengatakan ulah Rusia menginvasi Ukraina tak hanya berdampak pada negara di kawasan, tapi juga global, termasuk Indonesia.

Inggris mengatakan selain menggempur Ukraina, Rusia juga memblokir pelabuhan Ukraina, menembaki infrastruktur sipil, dan mencegah Ukraina mengekspor sebagian besar produknya.

Sampai invasi Rusia pada bulan Februari, Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian dan minyak nabati terbesar di dunia, mengekspor biji-bijian untuk memenuhi kebutuhan 400 juta orang di seluruh dunia. Sebelum invasi, Ukraina sendiri menyumbang 12% gandum global, 12% jelai global, 18% jagung global, dan hampir 50% ekspor minyak bunga matahari global.

Sementara itu satu per empat kebutuhan biji-bijian Indonesia juga dipasok dari Ukraina. Karena perang, harga biji-bijian utama melambung tinggi hingga menciptakan salah satu kenaikan paling dramatis dalam harga pangan dan energi dalam sejarah.

"Perang Rusia di Ukraina dapat menyebabkan krisis sosial dan ekonomi di seluruh dunia. Perang mengancam timbulnya "gelombang kelaparan dan kemiskinan yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan menyebabkan disrupsi sosial dan ekonomi pasca perang," bunyi pernyataan Kedubes Inggris.

Jenkins pun menyerukan Putin tidak boleh menang dalam konflik ini.

"Dia (Putin) tidak bisa menghancurkan atau menaklukkan Ukraina. Masyarakat Ukraina telah berubah selamanya. Bahwa sebelumnya banyak yang berbicara bahasa Rusia dan merasa Rusia adalah saudara bangsa; sekarang Ukraina melihat Rusia sebagai kediktatoran yang korup dan brutal, yang dikendalikan hanya melalui ketakutan dan korupsi," bunyi pernyataan Kedubes.

"Putin dan pemerintah Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas penderitaan, serta dampak global dari invasi tersebut. Semuanya ada di mereka untuk mengakhiri pertumpahan darah ini.

Presiden Joko Widodo menjadi sorotan lantaran tengah melakukan misi perdamaian dengan mengunjungi Ukraina dan Rusia di tengah perang antara kedua negara yang masih menggila.

Jokowi bersama rombongan tiba di Ukraina pada Rabu (29/6) pagi dan langsung melakukan pertemuan dengan Presiden Volodymyr Zelensky hingga melakukan blusukan ke kota bekas zona perang.

Ketiga, Zelensky mengutarakan bersedia menghadiri KTT G20 di Bali November mendatang dengan syarat. Terakhir, kedua presiden membicarakan terkait ancaman lonjakan harga dan krisis pangan global imbas dari invasi Rusia ke Ukraina.

Selepas dari Ukraina, Jokowi dan rombongan langsung terbang ke Rusia melalui Polandia. Jokowi pun kembali melakukan perjalanan kereta selama kurang lebih 13 jam sebelum sampai di bandara Polandia dan terbang ke Moskow.

Di Moskow, Jokowi akan bertemu dengan Presiden Putin. Selain mendorong perdamaian, Jokowi juga akan berbicara terkait rencana kehadiran Putin di KTT G20 di Bali November mendatang.

 

Tombol Google News

Tags:

Presiden RI Presiden Jokowi Joko Widodo PM Inggris Boris Johnson ukraina Rusia