Asal Usul Masjid Mirip Pagoda di Palembang, Rawa-rawa yang Disulap Para Tionghoa-Muslim

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Muhammad Faizin

14 Agustus 2024 00:00 14 Agt 2024 00:00

Thumbnail Asal Usul Masjid Mirip Pagoda di Palembang, Rawa-rawa yang Disulap Para Tionghoa-Muslim Watermark Ketik
Potret halaman depan Masjid Al-Islam Muhhamad Cheng Hoo yang digunakan untuk taman bermain warga setempat (13/8/2024). (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PALEMBANG – Ini bukan pagoda, meskipun sekilas tampak mirip. Bangunan ini sejatinya adalah sebuah masjid yang terletak di Jalan Jakabaring, Perumahan Amen Mulia, Palembang, Sumatera Selatan.

Keunikannya terletak pada arsitekturnya yang kaya akan ornamen khas Tiongkok.

Lihat saja, di gerbang atau gapura masjid yang bergaya Tiongkok, dengan pilar merah dan atap limas berwarna kuning emas, terdapat sebuah papan nama bertuliskan “Masjid Muhammad Cheng Hoo”, lengkap dengan aksara Mandarin.

Dari jauh, terlihat dilengkapi dua menara dengan atap bertingkat dan bernuansa warna emas, merah, pink dan hijau.

Masing-masingnya diberi nama berbeda, “Habluminallah” dan “Hambluminannas".

Kedua menara itu, ternyata punya filosofi. Di lima tingkat setinggi 17 meter, ada makna shalat lima waktu serta jumlah rakaat yang harus dikerjakan dalam sehari.

Itu pengingat kewajiban bagi setiap Muslim.

Yang bikin indah lainnya adalah bagian luar menara, disitu ada bumbu ornamen berupa tanduk kambing khas Palembang. Keempat sudut bangunan pun terdapat atap berbentuk limas, adaptasi bentuk rumah adat di Palembang, yang diberikan warna hijau.

Disusul di lantai dasarnya, masing-masing menara terdapat tempat berwudhu.

Mendekati masjid, lebih terasa lagi. Pintunya berbentuk kotak-kotak, layaknya istana besar kerajaan China.

 

Foto Suasana di rest area masjid yang kental nuansa Tionghoa. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Suasana di rest area masjid yang kental nuansa Tionghoa. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

 

Saat masuk masjid, didapati warna dominan merah yang identik dengan budaya Tionghoa.

Di area sekitar masjid, juga terdapat rumah imam dan ruang bagi para penghafal Alquran. Ruang inilah yang juga dijadikan untuk tempat mengaji anak-anak.

Suasana masjid sangat tenang dan sepi. Pasalnya, itu terletak di kompleks perumahan warga.

Usut punya usut, masjid dengan arsitektur khas Tionghoa ini, menyimpan sejarah panjang. 

Masjid Cheng Hoo ini dibangun pada tahun 2008. Pembangunan masjid dua lantai sedikitnya menghabiskan sekitar Rp5 miliar.

Salah satu pendiri Yayasan Muhammad Cheng Ho Sriwijaya PITI Sum-sel, Merry Effendi (59), menceritakan asal mula pendirian masjid.

"Dulu, lokasi masjid ini adalah rawa-rawa. Tanah ini difasilitasi hibah oleh Gubernur Sumsel, Haji Syahrial Oesman atas berkah para kyai Palembang, dari PT Amen Mulya kepada PITI," kata Merry, Selasa (13/8/2024).

Setelah melalui kesepakatan panjang, sebanyak 15 pengurus PITI saat itu memutuskan dijadikan lokasi pembangunan masjid. Tujuannya, menjadi tempat silaturahim dan beribadah.

"Pas peletakan batu pertamanya dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu, tanggal 22 Agustus," jelasnya kepada Ketik.co.id di kantornya.

Pun, Merry menyebut, proses pembangunan masjid berjalan lancar tanpa penolakan dari masyarakat Muslim setempat.

"Alhamdulillah tidak ada penolakan, kami semua yang mendirikan ini adalah mualaf, Cina-Islam. Orang tua kami berbeda agama, ada yang Buddha, Kristen," ungkapnya.

Merry mengklaim, berkat keunikan arsitektur masjid ini menarik perhatian pengunjung dari berbagai negara. Pun di Palembang, hanya ada satu. 

"Nama Cheng Ho sendiri diambil dari pahlawan Tiongkok. Pelaut muslim yang saat itu menjelajah Nusantara antara tahun 1405 hingga 1433," bebernya.

Selain menjadi pusat beribadah, menurutnya, pembangunan masjid ini juga sebagai bentuk syiar agama Islam kepada etnis Tionghoa yang masih ragu ber-Islam.

Pihaknya mengaku, pembangunan fisik masjid telah selesai, hanya tinggal fokusnya pada proses perawatan.

"Insyaallah udah lengkap, tinggal merawatnya saja, seperti mengecat dan mengganti perabot yang sudah rusak," tandasnya menutup perbincangan. (*)

Tombol Google News

Tags:

Palembang Masjid Cheng Ho PITI Muslim Tionghoa Mualaf Tiongkok