Anak Gadget dan Kutu Buku

Editor: M. Rifat

22 Juli 2024 00:56 22 Jul 2024 00:56

Thumbnail Anak Gadget dan Kutu Buku Watermark Ketik
Oleh: Sudirman*

Hari Anak Nasional (HAN) ditetapkan oleh pemerintah setiap tanggal 23 Juli. Peringatan tersebut ditandai upacara seremonial maupun dengan berbagai kegiatan meriah atau sederhana. Tema peringatan HAN ke-40 tahun ini tetap seperti tahun lalu, “Anak Indonesia Terlindungi, Indonesia Maju”.

Ada logo bergambar tiga anak mengangkat bendera merah putih. Memaknai hari anak khususnya tahun ini sangat penting bagi kehidupan berbangsa. Anak merupakan harapan masa depan bangsa di era global. Anak yang cerdas, pintar dan kreatif tentu akan membawa kemajuan bangsa itu sendiri.

Peringatan HAN tahun ini mendapat perhatian dari pemerintah secara serius. Salah satunya adalah masalah perbaikan gizi pada anak yanag terus dipantau oleh pihak berwenang. Di wilayah perkotaan misalnya, gizi anak balita dtangani serius agar tumbuh kembang anak makin terjaga.

Peringatan HAN tahun ini dipersiapkan secara baik dan matang. Sebab, selain berbagai kegiatan, termasuk sebuah logo HAN didesain secara apik. Hampir semua media cetak maupun online mempublish kegiatan HAN tahun 2024 beserta logonya.

Kita wajib bangga bahwa semua media telah membantu untuk mempublikasikan kegiatan hari anak tersebut. Sebab, media merupakan ujung tombak suksesnya semua program pemerintah, khususnya hari anak nasional.

Sebagai catatatan, penetapan HAN tanggal 23 Juli adalah melalui Keputusan Presiden (Keppres) no 44/tahun 1984. Penetapan bulan dan tanggal tersebut karena berkaitan dengan pengesahan Undang-Undang  tentang “Kesejahteraan Anak” pada tanggal 23 Juli 1979. Adanya Keppres tersebut maka pembinaan anak perlu dilakuan secara istiqomah dan berkesinambungan.

Seperti kita ketahui, usia anak antara 5 hingga 13 tahun merupakan kategori yang rawan. Anak-anak usia ini paling mudah terpengaruh perkembangan teknologi yang semakin maju pesat. Apalagi anak usia antara 6-12 (Pelajar SD). Sebagian anak seusia ini sangat hobi dengan gadget atau gawai.

Masalah seperti di atas membuktikan bahwa adanya fasiltas perpustakaan di sekolah nampak jarang dikunjungi siswa. Mereka yang datang ke ruang perpustakaan hanya siswa yang mendapat tugas dari guru kelas.

Anak penggemar gadget lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain game, membuka Tiktok dan sejenisnya. Sejak penggemar gadget berkembang, jarang kita jumpai anak yang gemar membaca buku. Apalagi anak yang gemar baca buku sampai mendapat sebutan “Kutu Buku”.

Seorang tokoh penulis Noah Webster menyebut bahwa seorang yang dapat julukan kutu buku adalah seorang yang suka belajar berbagai bidang ilmu. Sementara manfaat sebagai seorang kutu buku adalah untuk memperkuat otak.

Menurut para peneliti seorang kutu buku akan melibatkan jaringan sirkuit dan sinyal yang kompleks di otak. Selain itu, mereka mampu untuk berempati. Artinya, seorang kutu buku mempunyai kemampuan sebagai “teori pikiran”. Dan mampu membangun navigasi serta memelihara hubungan sosial.

Untuk menuju “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” Yuk, kita awali dengan menciptakan anak-anak yang suka membaca, selain gemar gadget sebagai sarana hiburan. Selamat Hari Anak Indonesia 2024! (*)

*) Sudirman adalah jurnalis senior, Tim Redaksi Ketik.co.id

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.

Tombol Google News

Tags:

Sudirman Hari Anak Nasional opini